Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERENANG putra Aflah Fadlan Prawira dan perenang putri Azzahra Permatahani mendapatkan jatah universality atau wild card untuk mewakili Indonesia di cabang olahraga renang Olimpiade Tokyo.
Fadlan maupun Azzahra mengumpulkan FINA poin tertinggi, setelah seleksi tahap akhir pada Indonesia Olympic Trial (IOT) yang berlangsung di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno Jakarta, 19-20 Juni 2021.
Baca juga: Comeback Marquez Berbuah Kemenangan di Sachsenring
Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Reswanda T. Ade, dalam keterangan tertulis, Minggu, mengatakan IOT digelar untuk mencari siapa wakil Indonesia yang bisa lolos Olimpiade.
PB PRSI menggelar IOT atas persetujuan FINA (Federasi Renang Dunia) karena para perenang Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi di luar negeri akibat pandemi. Beberapa ajang kualifikasi juga dibatalkan, termasuk Malaysia Open dan Japan Open yang hanya boleh diikuti perenang lokal saja.
Pada IOT, para perenang diharap dapat menembus limit-A maupun limit-B yang ditetapkan FINA. Dari IOT terpilih dua perenang Indonesia melalui mekanisme universality atau jatah wild card untuk bisa berlaga di Olimpiade 2021 Tokyo.
Dua perenang yang berhak mendapat wild card adalah mereka yang memiliki FINA poin tertinggi termasuk Kejuaraan Dunia Renang 2019 di Gwangju.
"Untuk Limit-A yang bisa lolos otomatis, belum ada yang menembusnya. Namun untuk jatah universality atau wild card, dalam rapat federasi kita memutuskan untuk mengirim Fadlan dan Azzahra setelah mencermati poin FINA tertinggi," kata Reswanda.
Fadlan, yang merupakan perenang spesialis jarak jauh khususnya di gaya bebas di nomor 400 M, 800 M dan 1500 M serta 400 M gaya ganti, mengaku gembira bisa bertanding di Olimpiade.
"Sejak awal berkarir sebagai perenang, terus terang mimpi saya salah satunya adalah bisa berlaga di Olimpiade. Alhamdulillah saya bisa berangkat ke Olimpiade," kata Fadlan.
"Di sisa waktu saat ini, saya akan membenahi beberapa kekurangan untuk bisa meningkatkan kemampuan sehingga bisa meraih hasil terbaik di Olimpiade," dia menambahkan.
Hal senada juga disampaikan Azzahra, yang bahagia dapat lolos ke Olimpiade di usia muda, yakni 19 tahun.
"Saat ini karena pandemi, memang belum bisa mencatat waktu terbaik, namun di sisa waktu akan terus ditingkatkan baik dari teknik juga lainnya. Harapannya bisa memecahkan rekornas di Olimpiade pada nomor 200 meter gaya ganti putri," ujar Azzahra. (Ant/OL-6)
Ia memecahkan rekor Olimpiade sebelumnya yaitu 2:03,86 yang dibuat oleh Zhang di Tokyo tiga tahun lalu
Leon Marchand meraih dua medali emas di 2 nomor dalam 1 sesi perlombaan di Olimpiade 2024.
Di Olimpiade Paris 2024, Joe Aditya Wijaya Kurniawan akan bersaing di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra, salah satu nomor yang memerlukan teknik dan kecepatan tinggi.
Perbaikan catatan waktu rekornas 52,75 detik di IOAC 2023 dalam nomor 100 meter gaya kupu-kupu yang dimilikinya, menjadi target Joe Adotya Kurniawan di Olimpiade Paris 2024.
Meski sudah sempat tampil di Olimpiade Tokyo 2020, Azzahra Permatahani mengaku masih merasa gugup untuk berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Millennium Cup Sprint Challenge 2024 digelar di Kolam Renang Pertamina Millennium Aquatic Center (PMAC), Simprug, Jakarta Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved