Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Liga Berkuda Sukses Digelar di Tengah Pandemi

Akmal Fauzi
01/12/2020 04:58
Liga Berkuda Sukses Digelar di Tengah Pandemi
Equastrian Champions League 2020 Series 1 di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

EQUESTRIAN Champions League (ECL) 2020 telah rampung digelar. Liga berkuda pertama di Tanah Air itu dinilai berlangsung sukses di tengah pandemi Covid-19. ECL merampungkan enam seri sepanjang 2020. Seri pertama sampai kedua berlangsung dengan normal. Namun, mulai seri ketiga sampai seri keenam terjadi perubahan besar akibat pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia. Panitia kemudian melakukan sejumlah penyesuaian agar ECL bisa tetap berlangsung, yakni dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Penerapan protokol kesehatan ketat mengacu beberapa organisasi seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Federation Equestre Internationale (FEI), Asian Equestrian Federation (AEF) dan Pemda setempat. Contohnya adalah dengan membatasi orang yang diperbolehkan berada di arena dan menggelar pertandingan secara tertutup.

Founder Equestarian Champions League, Triwatty Marciano mengatakan ada beberapa yang dilakukan pihaknya, salah satunya membatasi jumlah peserta yang berada di lokasi pertandingan. Mereka yang diizinkan berada di lokasi, antara lain atlet, pelatih, groom, ofisial, tenaga medis, dan pemilik kuda. Penonton dapat menyaksikan melalui KONI TV.

Liga berkuda equestrian pertama di Indonesia ini telah mendorong peningkatan kualitas pembinaan atlet olahraga berkuda equestrian. Menurut Triwaty, format liga berjasa atas peningkatan tersebut karena atlet tidak hanya butuh latihan namun pertandingan.

"Dengan format liga, atlet dituntut bertanding lebih banyak dan juga menjaga konsistensi performanya," kata Triwatty dalam keterangan resmi, Minggu (30/11).

Kesuksesan ECL 2020 juga menjadi acuan untuk musim depan. Triwatty menegaskan kesuksesan ini akan membuat pihaknya terus berkomitmen menggelar edisi musim depan demi memajukan cabang olahraga berkuda.

"Rangkaian ECL pertama 2020 diharapkan menjadi awal yang baik bagi pembinaan olahraga berkuda equestrian di Indonesia. Pertandingan merupakan kebutuhan atlet dari tingkat klub yang merupakan garda terdepan pembinaan olahraga," ungkap Triwatty.

Namun, untuk tanggal penyelenggaraannya belum bisa dipastikan. Ke depannya akan diumumkan dalam waktu dekat. Di sisi lain, Indonesia juga ditetapkan sebagai tuan rumah Jumping World Challenge (JWC) yang diselenggarakan oleh Federasi Equestrian Internasional (FEI). Event itu diselenggarakan pada tahun 2021 mendatang di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP).

baca juga: Pliskova Tunjuk Pelatih Baru untuk Musim 2021

“Proses bidding sebagai tuan rumah FEI World Jumping Challenge ini sudah dilakukan lebih dari sembilan bulan sebelumnya. Perjuangan kami tidak mudah," kata Sekretaris Jenderal PP.Pordasi Adinda Yuanita. 

Final FEI Jumping World Challenge tahun 2021 direncanakan akan digelar pada pertangahan September. Sebanyak 27 negara kontingen akan bertanding di babak final kompetisi Show Jumping dan para atlet yang akan bertanding adalah yang menjadi juara pada babak kualifikasi yang sudah digelar.(OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya