Pembangunan Wisma Atlet Mulai Digenjot

Ghani Nurcahyadi
18/3/2016 09:31
Pembangunan Wisma Atlet Mulai Digenjot
()

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akhirnya memulai tahapan pembangunan wisma atlet Asian Games 2018 Jakarta-Palembang di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Dimulainya proses tahapan pembangunan wisma atlet ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama rencana pembangunan 10 menara wisma atlet.

Penandatanganan kontrak yang dilakukan di Kantor Kementerian PU Pera, kemarin, dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun Tingkat Tinggi II, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dengan para kontraktor pelaksana, antara lain Abipraya Indulexco KSO, PT Waskita Karya, Adhi Karya Konstruksi Penta, dan Wika Cakra KSO.

"Wisma atlet yang akan dibangun dengan menggunakan anggaran dari Ditjen Penyediaan Perumahan ini akan terdiri dari 10 menara dengan 7.424 unit hunian dan akan berdiri di atas lahan seluas 10 hektare," kata Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, yang turut menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut.

Pembangunan wisma atlet yang menelan biaya total Rp3,5 triliun itu akan memakan waktu 17 bulan atau diperkirakan selesai pada September 2017. Seusai perhelatan Asian Games, bangunan wisma atlet itu direncanakan dimanfaatkan sebagai hunian bagi penduduk DKI Jakarta yang berhak, antara lain masyarakat menengah ke bawah dan juga mereka yang direlokasi dari permukiman kumuh.

Selain Kementerian PU-Pera, kawasan Kemayoran, juga dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara, terutama di kawasan berkode C-2 dan D-10. Namun, pembangunan wisma atlet di kawasan tersebut juga diserahkan kepada kementerian pimpinan Basuki Hadimuljono itu. Wisma atlet di Kemayoran akan dapat menampung 22.272 penghuni.

"Wisma atlet yang akan dibangun ini memiliki tipe 36 dengan dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan tempat cuci jemur. Diperkirakan dalam satu unit akan dihuni oleh tiga atlet. Di kawasan C-2 akan dibangun 3 menara dengan jumlah 1.930 unit, sementara kawasan D-10 akan dibangun 7 menara dengan 5.494 unit," ujar Gatot.

Butuh branding
Pada bagian lain, pengamat olahraga Fritz Simandjuntak menilai persiapan Asian Games 2018 di Indonesia masih sangat minim dan terkesan tidak siap. Menurutnya, pemerintah seperti masih belum serius menggaungkan pesta olahraga negara-negara Asia itu.

"Kita bisa lihat saat penyelenggaraan Asian Games 2014 di Korea Selatan, mereka membenahi segala infrastruktur di Incheon. Bahkan meluncurkan aplikasi Asian Games kurang lebih tiga tahun sebelum pelaksanaan," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, sebuah agenda berkelas internasional harus memiliki branding yang kuat untuk menarik minat masyarakat di seluruh dunia. Dia mencontohkan, pada era pemerintahan Presiden Soekarno telah dibangun kompleks olahraga Senayan dengan bangunan yang paling menonjol Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Itu menjadi salah satu kehebatan Indonesia pada 1962 karena berhasil membuat stadion tanpa tiang penyangga pertama di dunia. Sampai sekarang tidak ada lagi pembangunan stadion yang revolusioner," kata Fritz. (Ant/R-2)

gani@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya