Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kewalahan tanpa Naturalisasi

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
21/2/2020 01:15
Kewalahan tanpa Naturalisasi
Pemain timnas basket Indonesia Abraham Damar Grahita (4) berusaha melewati hadangan pemain timnas basket Korea Selatan Seonggon Moon (10) p(MI/PIUS ERLANGGA)

TIDAK bermain dengan skuad terbaik, timnas Indonesia kalah telak dari Korea Selatan (Korsel) dalam laga kualifikasi Piala Asia FIBA 2021 di Mahaka Arena, Kelapa Gading, Jakarta, kemarin.

Menurut pelatih timnas Indonesia Rajko Toroman, faktor lain yang menyebabkan Indonesia kalah meski didukung langsung publik sendiri karena Korsel memang tim kuat.

"Kami bermain tanpa skuad yang terbaik, dan kami melawan salah satu tim terbaik Asia yang sudah banyak meraih medali emas, bahkan masuk Piala Dunia," ucap Toroman seusai laga.

Dalam laga pertama di fase kualifikasi, Indonesia memang tidak membawa dua pemain naturalisasinya, yaitu Brandon Jawato dan Lester Prosper. Proses naturalisasi mereka belum rampung juga di detik-detik terakhir laga kontra Korsel.

"Hari ini kami bermain tanpa Jawato dan Prosper. Padahal 1,5 bulan terakhir, kami diperkuat mereka berdua, dan keduanya sangat membantu tim," sesal Toroman. "Hal itu sangat menyakiti kami," sambungnya.

Meski demikian, Toroman mengapresiasi skuadnya yang bermain bagus di kuarter pertama. Sayangnya di kuarter berikutnya hingga akhir Abraham Damar Grahita dan kolega harus mengakui kehebatan lawan, dan menurut Toroman absennya Jawato dan Prosper membuat paskuannya tidak bisa menyelesaikan masalah.

"Guard kami ingin mencetak angka dengan cara penetrasi, tapi itu gagal," ujar Toroman.

Walaupun bermain tanpa Jawato dan Prosper, Indonesia sejatinya mampu tampil apik di kuarter pertama dan mencatatkan skor 27-21. Namun, Korsel yang kali ini juga menurunkan beberapa pemain yang pernah tampil di Piala Dunia tahun lalu membalikkan keadaan di tiga kuarter terakhir. Beberapa kali bola yang dibawa pemain Indonesia mampu dicuri lawan. Sejumlah tembakan tiga angka yang dilakukan juga tidak membuahkan hasil. Tercatat dari 28 kali upaya percobaan untuk mencetak tiga poin, hanya 11 yang berhasil.

Abraham, Andakara Prastawa Dhyaksa, dan Kevin Yonas Sitorus menjadi tiga pemain timnas Indonesia yang mencatatkan perolehan angka di atas 10 poin. Abraham mencetak 25 poin, Andakara 14 poin, dan Kevin 11 poin.

Dari kubu lawan, perolehan poin cukup merata untuk setiap pemain. Kim Nak-hyeon memimpin lewat 14 poin, diikuti Jang Jae Sok dengan 13 poin dan Kim Jong-kyu serta Jeon Seong-hyen yang masing-masing menyumbangkan 12 poin.

Di laga selanjutnya, Indonesia masih akan menjadi tuan rumah dan akan menjamu Filipina pada Minggu (23/2). Indonesia seperti diketahui tergabung di Grup A. Selain Korsel dan Filipina, Thailand menjadi lawan yang harus dihadapi di babak kualifikasi.

Tuai pujian

Pelatih timnas basket Korsel, Kim Sang-Hik, mengakui kehebatan Abraham yang dia nilai mampu merepotkan pertahanan skuadnya. Sebelum bertanding, Kim mengatakan memang telah memantau seluruh pemain Indonesia.

"Pemain nomor 4 (Abraham) membuat saya terkesan karena ia bisa penetrasi ke dalam dan punya cara take out bola ke luar. Pemain yang baik seperti itu sangat baik untuk Indonesia," tukasnya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya