Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERINGKAT Indonesia melorot ke posisi keempat di klasemen perolehan medali SEA Games 2019 yang diselenggarakan di Filipina. Padahal Presiden Jokowi menginginkan Indonesia bisa mengakhiri perjuangan di SEA Games sebagai juara kedua.
Namun, menurut pengamat olahraga Fritz Simanjutak, turunnya peringkat itu dinilai tidak akan jadi persoalan besar jika timnas U-23 Indonesia mampu menjadi juara di cabang sepak bola. “Selama timnas sepak bola juara, sudah tidak akan ada yang memusingkan lagi soal target peringkat dua,” kata Fritz kepada Media Indonesia, Senin (9/12).
Terkait perolehan medali emas, Fritz mengaku heran mengapa bisa ada berbagai target yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komandan Kontingen (CdM) Indonesia. Sementara Presiden hanya sekali mematok target di angka 60 medali emas.
“Ini apakah supaya terlihat melampaui target? Kenapa Presiden sampai bisa menyebut angka 60 sementara dari yang urus kontingen saja hanya 45 medali emas?” kata Fritz.
“Pasti ada yang bisikin Presiden bahwa Indonesia berpeluang rebut 60 medali emas. Penetapan target 45 medali emas itu, apakah oleh KOI, CdM, Kementerian Pemuda dan Olahraga, juga seolah meragukan kemampuan atlet,” sambungnya.
Lebih lanjut, Fritz ikut mengapresiasi apa yang diraih oleh tim Merah Putih. Namun, alangkah baiknya jika pencapaian prestasi itu dijaga. Dia pun menyarankan agar ke depannya Indonesia bisa lebih fokus ke cabang yang dipertandingkan di Olimpiade, utamanya yang terukur seperti renang dan atletik. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved