Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
Laga final tunggal putra grand slam Australia Terbuka 2016 akan menghadirkan ulangan final tahun lalu. Petenis Serbia yang juga unggulan utama Novak Djokovic kembali menghadapi petenis Inggris Raya, Andy Murray, yang merupakan unggulan kedua. Kepastian itu didapat setelah Murray mengalahkan petenis Kanada unggulan 13, Milos Raonic, 4-6, 7-5, (4) 6-7, 6-4, 6-2 di semifinal di Rod Laver Arena, Melbourne, Australia, kemarin.
Kemenangan itu menjadi kemenangan keempat Murray atas Raonic dari tujuh pertemuan keduanya sejak 2012. Secara statistik, keduanya sebenarnya telah bertemu 8 kali, tapi dua pertemuan, yakni di Kanada Masters dan Miami Masters 2012, pertandingan berakhir dengan walk over.
"Ini pertandingan yang sangat ketat, terutama di set ketiga, tapi dia (Raonic) sukses merebut fase tie-break karena berhasil mempertahankan servisnya. Itu membuat saya sedikit frustrasi, tapi di set kelima performanya agak menurun, mungkin karena cedera paha yang dideritanya," kata Murray.
Di final, Murray akan berhadapan dengan Djokovic untuk ke-31 kalinya atau keempat kali di Melbourne Park. Tahun lalu, pemilik dua gelar grand slam itu dikalahkan Djokovic. Djokovic ke final setelah mengalahkan Roger Federer (Swiss) di semifinal sehari sebelumnya.
"Banyak hal penting yang harus dilakukan melawan petenis terbaik di dunia saat ini. Anda tidak boleh bermain buruk menghadapinya. Novak bermain dengan sangat baik, terutama di beberapa pertandingan terakhirnya. Saya sangat berharap kali ini bisa mendapatkan hasil yang berbeda," ujar Murray.
Ini merupakan kesempatan kelima Murray melangkah ke final Australia Terbuka setelah 2010, 2011, 2013, dan 2015. Ia tiga kali dikalahkan Djokovic di final grand slam lapangan keras itu. Pada 2010, saat pertama kali berlaga di final Australia Terbuka, ia menyerah kalah dari Federer.
Tak terkalahkan
Di ganda putri, unggulan utama yang merupakan pasangan campuran Swiss/India, Martina Hingis/Sania Mirza, sukses mempertahankan catatan tak terkalahkan sejak grand slam Wimbledon 2015 dengan merebut trofi juara di Melbourne Park. Di final mereka mengalahkan pasangan Ceko, Andrea Hlavackova/Luci Hradecka, 7-6 (1), 6-3 di Rod Laver Arena.
Itu menjadi kemenangan ke-36 beruntun pasangan yang telah berpasangan di pertengahan tahun lalu itu di ajang grand slam. Bagi Hingis yang kini menduduki peringkat teratas rangking ganda dunia, itu gelar grand slam nomor ganda ke-12 nya. Bagi Mirza, itu gelar juara ganda ketiganya berpasangan dengan Hingis.
"Terima kasih kepada rekan ganda saya yang telah membuat saya memiiki tahun yang menakjubkan, Kami terus berkembang, dan sangat membanggakan bisa terus mencetak rekor hingga saat ini," kata Mirza yang menempati posisi terbaiknya sebagai tunggal di posisi 27, seusai menerima trofi juara. (Guardian/R-2)
gani@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved