Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MARIA Natalia Londa semakin percaya diri menatap ajang SEA Games 2019. Usai memperoleh dua medali emas di ajang Kejuaraan Nasional Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Maria semakin yakin untuk mengikuti ajang terbesar di Asia Tenggara yang akan diselenggarakan bulan November 2019 di Filipina.
Selain itu, Maria pun ingin meneruskan hasil positif yang diraihnya pada ajang SEA Games 2015. Ia berhasil mendapatkan medali emas di sektor lompat jauh dan jangkit.
"Makin pede, karena setelah tanding kan nggak ada sakit dan keluhan jadi sekarang makin better. Dulu tahun 2015 SEA Games saya berhasil dapat emas dan semoga bisa mempertahankan hasil positif itu," ungkap Maria usai pertandingan, Rabu (7/8).
Sementara itu, Maria berhasil memperoleh medali emas di cabang lompat jauh putri senior pada tanggal 4 Agustus dan lompat jangkit putri senior yang diselenggarakan di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8).
Baca juga: Maria Londa Gagal Ulang Prestasi 4 Tahun Silam
Atlet asal Bali yang kini berusia 28 tahun ini berhasil mencatatkan kemenangan dengan jarak 13,27 meter. Kemenangan ini pun sayangnya belum mampu mengalahkan catatan rekor nasional yang diciptakan olehnya pada 14 November 2013 dengan jarak 14,17 meter.
Sebelumnya pada hari Minggu (4/8), perempuan yang dijuluki Ratu Lompat Jauh ini pun berhasil menyabet medali emas di sektor lompat jauh dengan jarak 6,63 meter. Dengan ini, Maria telah mengumpulkan 2 medali di ajang Kejurnas kali ini.
Maria pun mengakui ini merupakan perdana baginya untuk kembali mengikuti sektor lompat jangkit.
"Hari ini lumayan dan perdana lompat jangkit sejak 2015. Ketika lomba, tadi saya berpikir untuk menguatkan di awalan saja," tambah Maria.
Selain itu, Maria juga mengakui lompat jangkit memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Dia menambahkan dalam sektor lompat jangkit, risiko cedera jauh lebih besar dibandingkan lompat jauh.
"Ini beda dengan lompat jauh karena kalau di lompat jauh saya udah pengalaman. Lompat jangkit risiko cederanya lebih besar jadi saya hati-hati banget. Makanya saya bedain kalau saya lompat jauh pakai kaki kanan, jangkit kiri," lanjutnya.
Maria juga mengatakan cedera ligamen merupakan hal yang wajar bagi atlet lompat jangkit. Maka dari itu olahraga ini dihindari oleh beberapa atlet. Peserta lompat jangkit Kejurnas ini pun hanya berjumlah lima orang.
"Saya sering cedera di lompat jangkit, dan daerah ligamen itu paling rentan untuk terkena cedera. Lompat jangkit nggak pernah banyak yang minat, kebanyakan takut karena risiko cedera ini. Rata-rata atlet lompat jauh itu nggak berani nyoba lompat jangkit. Makanya tadi cuma 5 orang yang lomba," pungkas Londa.(OL-5)
LALU Muhammad Zohri, atlet atletik Indonesia yang dikenal sebagai pelari 100 meter andalan, kembali menjadi sorotan setelah memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024. Ini biodatanya.
Menerapkan fitur dan teknologi khusus, Mills akan memenuhi kebutuhan apparel atlet di bawah naungan PB PASI.
Di dua kejuaraan terakhir yang diikuti di Taiwan dan Surabaya, Jawa Timur, Zohri menerapkan teknik lama yang biasa digunakan dan mencatatkan hasil yang semakin baik.
Penyelenggaraan kompetisi dimaksudkan sebagai ajang pencarian bibit-bibit berbakat di nomor-nomor atletik.
Catatan waktu terbaik Lalu Muhammad Zohri ialah 10,03 detik di ajang Osaka Grand Prix di Jepang ketika memastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Arena latihan atletik di Stadion Madya, Jakarta dinilai tidak memadai akibat pemasangan panggung dan pemanfaatan stadion untuk kegiatan lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved