Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ATLET putra cabang olahraga paratenis meja Adyos Astan menambah pundi-pundi medali perunggu Indonesia di Asian Para Games 2018, Senin (8/10). Hasil yang mengejutkan, mengingat pria berusia 50 tahun tersebut sebenarnya bukan favorit peraih medali.
Adyos melaju hingga ke babak semifinal tunggal putra kelas TT4, atau dengan menggunakan kursi roda. Namun, langkahnya terhenti oleh wakil Korea, Kim Younggun.
Kim sanggup mengalahkan Adyos lewat tiga game langsung (straight game). Skornya adalah 11-8, 12-10, dan 11-7.
"Saat game kedua saya sebenarnya sudah memimpin cukup jauh 8-4, tapi ya lengah. Akhirnya dia bisa mengejar dan saya kalah. Setelah itu saya agak blank," kata Adyos.
"Tapi memang saya akui lawan saya hebat, dia peringkat satu dunia (di kelasnya)," sambungnya.
Kendati demikian, Adyos tetap merasa melampaui ekspektasinya dengan meraih medali perunggu yang secara otomatis jatuh ke tangan semifinalis tersebut.
"Saya sebenarnya sih tidak ada target ya. Saya salah satu atlet yang tidak ditargetkan, tapi ya syukur saya bisa tembus semifinal dan dapat perunggu sudah merupakan pencapaian buat saya," ujar Adyos.
Sementara itu, satu wakil Indonesia lainnya sukses mencapai babak final hari ini. Ia adalah atlet disabilitas putri dari kelas TT11, Ana Widyasari, yang akan berhadapan dengan wakil Hong Kong, Ng Mui Wui, di babak final tunggal putri. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved