Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
JERIH payah Yola Primadona/Hendy akhirnya terbayarkan di Asian Games 2018. Keduanya sukses menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia dari cabang pencak silat nomor seni ganda putra, kemarin.
Yola/Hendy dinyatakan sebagai pemenang setelah mendulang 580 poin atau nilai tertinggi ketimbang lima peserta lainnya. Penampilan dua pemuda asal Sumatra Barat tersebut sangat memukau dan memperlihatkan teknik yang berbeda dari para lawan.
Menurut Yola, kunci kemenangan mereka membuat sesuatu yang baru. Pasalnya, mereka sudah saling kenal dengan lawan.
"Semua lawan di ganda putra sudah pernah kami jumpai. Kami dengar mereka menaikkan level agar bisa sama atau lebih unggul. Karena itu, kami bikin gerakan baru. Gerakan yang dibuat khusus untuk Asian Games. Kami juga sudah empat tahun berlatih untuk bisa tampil di Asian Games," kata Yola.
Sementara itu, menurut Hendy, dibuatnya gerakan baru itu lantaran memang dia dan rekannya tidak ingin ada kesan Indonesia bisa menang karena menjadi tuan rumah Asian Games. Itu sebabnya, mereka terus berlatih keras untuk bisa membuat gerakan yang sulit.
"Kami berpikir harus rombak total apa yang sudah ditampilkan di SEA Games 2017. Karena kalau masih sama atau berbeda tapi sedikit saja, tidak akan jadi juara."
Ternyata semua upaya dan kerja keras Yola/Hendy tidak sia-sia. Mereka menjadi yang terbaik di kelasnya dan berhak mendapat medali emas.
Hasil di Asian Games tersebut sekaligus juga mengobati luka Yola/Hendy yang hanya mendapat medali perak di SEA Games tahun lalu. Mereka kala itu tidak bisa mengejar raihan nilai pasangan ganda tuan rumah, Taqiyuddin Hamid dan Rosli Syarif, yang mendapat 582 poin. Sementara itu, Yola/Hendy mendapat 554 poin.
Setelah bisa meraih prestasi di ajang yang lebih besar dari SEA Games, Yola dan rekannya pun mendedikasikan kemenangan yang mereka dapat untuk masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi korban gempa bumi. "Mereka layak untuk ikut merayakan pesta olahraga di Indonesia juga," pungkas Yola.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved