Unggulan Dunia Berguguran di Indonesia Terbuka

Nurul Fadillah
14/6/2017 19:46
Unggulan Dunia Berguguran di Indonesia Terbuka
(Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Marcus Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya tertunduk setelah gagal mengembalikan kok ke arah ganda putra Denmark . ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

BEBERAPA pebulu tangkis unggulan dunia berguguran di babak-babak awal turnamen Indonesia Terbuka Super Series Premier 2017 yang saat ini masih berlangsung. Unggulan pertama turnamen di sektor ganda putri, seperti Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi sudah tersingkir sejak babak pertama melawan Huang Yaqiong/Yu Xiaohan dengan skor telak 7-21, 20-22.

Begitu pula dengan unggulan satu dunia di sektor ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya SUkamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang juga tersingkir sejak babak pertama setelah dikalahkan ganda Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dengan skor 16-21, 16-21, Rabu (14/6).

Setelah ditelusuri, para atlet yang bertumbangan di arena ternyata mengeluhkan kencangnya angin di venue Pelanary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan.

Seperti yang diungkapkan oleh Misaki saat diwawancarai pasca pertandingan.

"Pengaruh untuk bertanding di venue yang baru jelas ada. Faktor angin yang kencang jadi kendala kami di lapangan sehingga kami hanya mampu berusaha seperti itu," ujar Misaki.

Tak hanya Misaki, ganda putra unggulan Indonesia, Marcus juga mengakui kencangnya angin membuat arah bola menjadi sulit diprediksi. Meskipun demikian, Marcus tak ingin menjadikannya alasan atas kekalahan yang diperolehnya kali ini.

"Saya mainnya sedang tidak enak hari ini, memang ada kendala di angin, tetapi ini tidak bisa dijadikan alasan karena lawan juga pasti merasakan hal yang sama. Bermain di lapangan berangin, sebaiknya tidak boleh banyak mengangkat bola dan menyerang terus," terang Marcus.

Angin yang berada di venue pertandingan memang lebih kencang dibandingkan saat turnamen Indonesia Terbuka digelar di Istora Senayan beberapa tahun terakhir. Ruangan yang berbentuk lingkaran membuat putaran angin menjadi lebih cepat sehingga membuat arah bola menjadi sulit diprediksi.

Pengamat bulu tangkis, Eddy Hartono yang kebetulan datang untuk menyaksikan langsung turnamen Indonesia Terbuka mengatakan, alasan angin yang kencang membuat para pemain sulit mengontrol bola.

"Memang anginnya cukup kencang sehingga yang bisa memanfaatkan kondisi lapangan dan cepat beradaptasilah yang peluang menangnya akan menjadi lebih besar. Saya lihat tadi saat bola berada di atas saat sedang lob itu terlihat goyang-goyang bolanya pertanda putaran angin memang cepat," ujar peraih perak di Olimpiade Barcelona 1992 tersebut.

Namun, mantan atlet ganda putara tersebut mengungkapkan, kondisi dimana saat ini atlet-atlet unggulan berguguran harusnya dapat dimanfaatkan oleh atlet pelapis Indonesia untuk bisa tampil.

Menurut Eddy, atlet yang cepat beradaptasi di lapangan yang lebih berpeluang besar untuk menang, dibandingkan para atlet peringkat teratas dunia.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya