Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MASA-MASA sulit harus dihadapi Rafael Nadal pada periode 2014-2016. Cedera pergelangan tangan serta lutut membuat penampilan petenis kidal asal Spanyol tersebut menurun drastis. Akibatnya, peringkat dunia petenis kelahiran Manacor, Kepulauan Balearic, Spanyol, 3 Juni 1986 tersebut turun drastis. Kegagalan demi kegagalan menjuarai berbagai turnamen membuat Nadal turun dari peringkat pertama ke posisi 10 pada pertengahan 2015.
Cedera yang tak kunjung sembuh membuat banyak pihak menilai Nadal sudah berada di penghujung karier gemilangnya. Kejayaan petenis berjuluk The King of Clay (Raja Tanah Liat) itu diyakini tidak lama lagi akan meredup. Namun, Nadal mampu membalik semua ramalan tersebut. Seiring dengan cedera yang sembuh, perlahan tapi pasti Nadal bisa kembali menemukan performa terbaik. Nadal mengawali 2017 di posisi sembilan besar dunia.
Peringkatnya kini melesat ke posisi dua setelah sukses menjuarai Prancis Terbuka 2017. Di final, Minggu (11/6), Nadal tanpa banyak kesulitan menundukkan petenis Swis Stan Wawrinka tiga set langsung dengan skor 6-2, 6-3, 6-1. Gelar tersebut menjadikan Nadal sebagai petenis pertama yang mampu menjuarai sebuah grand slam sebanyak 10 kali. Total, sepanjang kariernya, petenis kidal itu telah mengoleksi 15 gelar grand slam.
"Saya berusaha tampil di setiap kejuaraan. Namun, bermain di Roland Garros sulit untuk diungkapkan. Tidak mungkin membandingkan Roland Garros dengan tempat lain," jelas Nadal. Kesuksesan menjadi yang terbaik di Prancis Terbuka setelah terakhir kali merebutnya pada 2014 menjadi modal besar bagi Nadal mengarungi sisa musim kompetisi tahun ini. Keberhasilan merebut La Decima di Roland Garros dipastikan makin menambah kepercayaan diri Nadal.
Kesuksesan yang didapat di Prancis menjadi modal besar Nadal menghadapi grand slam selanjutnya, Wimbledon, yang akan berlangsung 3-16 Juli mendatang. Di Wimbledon, prestasi Nadal memang tidak segemerlap di Prancis Terbuka dengan hanya menjadi dua kali juara pada 2008 dan 2010. Bahkan, di empat kali penampilan terakhir di Wimbledon, 2012-2015, Nadal selalu tersingkir di babak-babak awal oleh petenis berperingkat di atas 100.
"Saya akui memang sulit bagi saya bersaing di lapangan rumput dengan kondisi lutut saya saat ini. Namun, saya sangat menyukai lapangan rumput. Saya sangat rindu bisa kembali bermain di Wimbledon," ungkap Nadal yang tahun lalu harus absen akibat cedera. Bagi Nadal, kesuksesan di Wimbledon bulan depan memang sangat penting untuk didapat.
Gelar juara di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, tersebut akan mengantar Nadal kembali menjadi petenis nomor satu dunia yang saat ini dipegang petenis Inggris Andy Murray.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved