PBSI Harus Segera Buat Terobosan

Nurul Fadillah fadillah@mediaindonesia.com
03/5/2017 03:00
PBSI Harus Segera  Buat Terobosan
(Taufi k Hidayat Wakil Ketua III Satlak Prima. MI/ ROMMY PUJIANTO)

DALAM menyongsong Asian Games Jakarta-Palembang 2018, tim bulu tangkis Indonesia diminta membuat terobosan demi mencapai target maksimal. Jika tidak, mereka bakal kesulitan untuk mencapai target dan bersaing dengan para pebulu tangkis dari negara-negara lain. Pasalnya kekuatan bulu tangkis dunia saat ini sudah hampir merata. Jadi, persaingan tidak lagi hanya melibatkan dua atau tiga negara. Faktanya pada Kejuaraan Asia Bulu Tangkis 2017 yang berlangsung di Wuhan, Tiong­kok, pekan lalu, tak satu pun pebulu tangkis Indonesia yang mampu mencapai semifinal. Capaian terbaik hanya diraih sektor ganda campuran, yaitu Praveen Jordan/Debby Susanto yang terhenti di perempat final seusai dikalahkan wakil Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping 22-24, 19-21.

“Kalau masih latihan dengan metode yang sama dari pagi hingga sore dengan jadwal pertandingan yang seperti sekarang, ya, sama saja. Cobalah buat perubahan dalam setahun ini karena meskipun setahun itu lama, kalau dijalankan, akan cepat,” ujar Wakil Ketua III Satuan Pelaksana Program Indonesai Emas (Satlak Prima) Taufik Hidayat saat diwawancarai media di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Selasa (2/5). Pada multiajang empat tahunan yang berlangsung 18 Agustus-2 September tahun depan tersebut, tim bulu tangkis dibebani target dua medali emas. Namun, dengan melihat fenomena saat ini, kata Taufik, PBSI memerlukan terobosan baru yang dapat meningkatkan performa atlet.

Ia bahkan mengkritik sikap Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia yang enggan bekerja sama dengan pihak lain, termasuk Satlak Prima. Menurut pria yang juga menjabat staf khusus bidang olahraga tersebut, PP PBSI selalu eksklusif dan ingin menangani segala hal secara mandiri. “Sekarang mereka dari Satlak Prima cuma minta kerja sama dari psikolognya saja, sementara pelatih fisiknya mereka sudah merasa bagus. Padahal, tidak ada bagus-bagusnya pelatih fisik PBSI. Bertahun-bertahun begitu saja, kok mereka tidak mau evaluasi,” tandas peraih emas di sektor tunggal putra Olimpiade Athena 2004 tersebut.

Taufik pun melanjutkan, Indonesia sejatinya berpeluang untuk meraih emas pada sektor ganda putra dan ganda campuran pada Asian Games 2018 nanti. Namun, kendati berpotensi meraih medali, kedua sektor tersebut masih perlu konsistensi dan peningkatan performa. Sayangnya, untuk saat ini, tiga sektor lain, yaitu tunggal putra dan putri, serta ganda putri menjadi kelemahan tim bulu tangkis Indonesia sehingga memerlukan terobosan, khususnya dalam prog­ram latihan mereka. “Harus ada komunikasi semua pihak. Dari pelatih fisik, teknis, nutrisi, pengurus perlu duduk bersama mencari solusi meningkatkan performa atlet,” jelas Taufik.

Target minimal
Sesuai dengan jadwal, tim Indonesia akan menghadapi Piala Sudirman 2017 yang akan berlangsung pada 21-28 Mei. Dalam ajang yang berlangsung di Gold Coast, Australia, tersebut PP PBSI hanya menargetkan semifinal. Saat diwawancarai secara terpisah, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti menilai target semifinal merupakan hasil paling realistis bagi timnas bulu tangkis saat ini. “Secara realistis target kita sih semifinal. Kita kalah dari Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Taiwan. Mereka lebih siap dari kita.” (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya