Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) mencoba terus berkreatif mempromosikan pariwisata Indonesia lewat program Famtrip (Familiarization Trip) The Most Experience 2017.
Diharapkan program ini bisa membantu menaikkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke berbagai obyek wisata di tanah air sebanyak 20% dari sekitar 100 juta wisman yang masuk ke Asia Tenggara.
"Program Famtrip ini menjadi salah satu kreasi Kemenpar untuk mendorong wisman masuk ke Indonesia. Saat ini jumlah wisman ke Asean mencapai 100 juta, yang mana Thailand masih tertinggi sekitar 30 juta, dan Indonesia baru sekitar 10 juta. Kita ingin naikkan target menjadi 20% dari seluruh wisman di ASEAN ini," ungkap Alexander Widi, Bidang Pengenalan Pariwisata Kemenpar kepada Media Indonesia saat membawa empat jurnalis Asean dari Filipina, Vietnam dan Laos saat menikmati kuliner di Omah Sinten,Solo, Kamis malam (6/4)
Keterlibatan jurnalis dari ASEAN dalam program Famtrip di sejumlah obyek wisata potensial di tanah air, diyakini Kemenpar akan mampu memberikan efek domino signifikan untuk meningkatkan jumlah wisman ke Indonesia.
Melalui kunjungan para jurnalis ini, mereka akan membagikan pengalamannya, dalam bentuk tulisan di negaranya.
Keempat jurnalis peserta Famtrip di Solo itu adalah Maria Astrid Alvares dari The Poor Traveller Filipina, dari Vietnam dua jurnalis yakni Nguyen Thi hong Nhung (Wanderlust Trip Travel Magazine) dan Vu Hai Nam (Vietnam Tourism Review), dan Souksamai Boulom (Vientiane Times Newspaper, Laos )
Sebelum menikmati kuliner di Omah Sinten yang berlanjut ke festival kuliner di lapangan parkir Stadion Manahan, ke empat jurnalis muda itu melakukan tur ke sejumlah obyek wisata batik, di antaranya ke Museum Batik Danar Hadi.
Mereka mengaku begitu menikmati proses pembuatan batik tulis di museum batik terbesar di kota Solo itu.
"Sangat luar biasa indahnya. Dari proses awal para pembatik menyiapkan kain, dan kemudian membuat pola, yang berlanjut proses membatik dengan canting yang berisi malam pana, sungguh rumit, mengandung filosofi hidup yang tinggi. Ini sungguh karya seni batik yang sangat istimewa," ujar Astrid bercerita kepada Media Indonesia terkait kunjungannya ke Museum Bati Danar Hadi.
Ia mencoba membandingkan dengan batik di negaranya Filipina yang tidak serumit karya batik di Indonesia, khususnya Solo dan Jogjakarta yang dikunjunginya. Menurutnya, pengalaman yang dia peroleh bersama teman-temannya merupakan pengalaman dan patut diketahui oleh bangsanya, lewat tulisan yang akan dibuatnya selepas pulang dari Famtrip.
"Saya sendiri tertarik dengan karya seni lokal batik. Di Filipina produk batik sederhana sekali, semacam batik jumputan. Yang di Indonesia khususnya di Solo dan Jogjakarta ini sangat beda, pasti nanti akan saya tuangkan dalam tulisan. Saya yakin akan banyak yang tertarik dan penasaran untuk ke Indonesia," imbuh jurnalis muda dari Filipina ini.
Baik Astrid maupun ketiga temannya menyatakan, setelah tour ini selesai, mereka segera membagikan pengalamannya kepada masyarakat negaranya lewat medianya. Pariwisata Indonesia, di mata mereka sangat mengagumkan, dan memiliki banyak ragam budaya dan sejarah, karya seni.
Bagi jurnalis Laos, Souksamai Boulum, hal yang mengesankan dari pariwisata di Indonesia ialah harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan di negaranya.
"Pariwisata disini sangat murah, di Laos sendiri untuk mengunjungi salah satu obyek wisata, harga tiket masuknya bisa tiga kali lebih mahal dibandingkan yang saya kunjungi di sini," papar jurnalis Laos yang murah senyum.
Pada bagian lain, Alexander Widi dari Kemenpar mengatakan, tahapan-tahapan Fam trip pada 2017 ini merupakan program Visit Asean@50, yang meliputi, Tahap I destinasi Jawa Timur-Bali, Tahap II destinasi Yogyakarta-Solo,Tahap III destinasi Labuan Bajo ,Tahap IV destinasi Medan-Aceh, Tahap V.
Keempat jurnalis yang di bawa ke Solo dan Jogjakarta telah mengunjungi Keraton Kasultanan Yogjakarta, Taman Sari, menikmati sendratari di
Prambanan, ke Borobudur, lava tour di Kaliurang, dan terakhir Solo, yang merupakan kunjungan terakhir mereka. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved