Jokowi Seriusi Ibu Kota Pindah

Surya Sriyanti
07/4/2017 08:33
Jokowi Seriusi Ibu Kota Pindah
(Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kiri) tengah berbincang-bincang dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. -- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PRESIDEN Joko Widodo ternyata serius ingin memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Keinginan itu diutarakan Jokowi kepada Menteri Peren­canaan Pembangunan Nasional (PPN) yang juga Kepala Bappenas.

“Kita perlu kajian-kajian itu dan Bapak Presiden sangat serius untuk mempertimbangkannya (soal pemindahan ibu kota),” sebut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kalteng 2017 di Palangkaraya, kemarin.

Bambang menyatakan kajian teknis harus dilakukan sebab pemindahan ibu kota negara bukan seperti orang pindah rumah, melainkan memindahkan ekosistem.

“Presiden meminta yang penting saat pemindahan nanti jangan sampai memberatkan APBN dan jangan sampai berutang untuk merealisasikanya,” bebernya.

Dalam sejarahnya, tutur Bambang, didaulatnya Jakarta sebagai ibu kota negara itu juga terjadi secara kebetulan, yakni ketika zaman Hindia Belanda. Keinginan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangkaraya muncul atas ide Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.

“Itu terjadi kemungkinan karena sang proklamator merasa tak nyaman di Jakarta,” sebut mantan menteri keuangan itu.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengaku siap atas rencana pemindahan ibu kota itu dan akan menyiapkan lahan seluas 500 ribu hektare. Lahan tersebut berada di tiga wilayah, yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Gunung Mas.

“Kita saat ini sedang mengkaji status tanah, letak kawasan, serta menyinkronisasikan dengan tiga wilayah,” kata Sugianto.

Selain lahan, pihaknya menyiapkan infrastruktur jalan dengan membuka jalur agar semua terhubung. “Juga peningkatan tonase jalan,” sahutnya lagi.

Musrenbang Provinsi Kalimantan Selatan, kemarin, menghasilkan keputusan bulat untuk tak lagi mengandalkan sektor pertambangan dan mengalihkannya ke sektor pangan dan pariwisata. Selain dua sektor tersebut, Kalsel merencanakan pengembangan industri pengolahandan perdagangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dae­rah.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan ada beberapa fokus yang dibahas dalam musrenbang, di antaranya pengembangan tiga kawasan strategis nasional (KSN), yakni Rantau di Kabupaten Tapin, Jorong di Kabupaten Tanahla­ut, dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.

“Tanah Bumbu yang dinilai paling siap karena tersedianya fasilitas seperti pelabuhan, bandara, dan industri seperti pabrik baja,” tambah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira.

Musrenbang bersama
Musrenbang 2017 Pemprov Maluku kembali dilakukan di atas KM Doro Londo, kemarin, dengan rute Ambon, Ternate, Bitung, dan Ternate. Yang berbeda, tahun ini Gubernur Maluku Utara Abdul Gani hadir dalam musrenbang.

Gubernur Maluku Said Assagaff mengatakan musrembang bersama ini memiliki nilai yang penting dan strategis bagi pembangunan pada dua wilayah itu.

Maluku dan Maluku Utara menyatu secara geologi dan geografis dengan flora dan faunanya yang terbentuk dalam ekosistem Walasea sebagai satu kesatuan wilayah Maluku.

Dalam kesempatan itu, ia mengaku akan mencopot bawahannya yang yang tidak ikut musrenbang. “Kalau musrembang digelar di darat, setelah gubernur buka, pejabatnya hilang semua, lalu bagimana mau bicara pembangunan ke depan? Kalau digelar dalam pelayaran, tidak bisa ke mana-mana, kecuali pejabatnya lompat ke laut. Silakan saja kalau mau lompat,” cetus Said. (DY/HJ/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya