Produksi Menurun, Organisasi Lada Dunia Turun Ke Babel

Rendy Ferdiansyah
06/4/2017 16:40
Produksi Menurun, Organisasi Lada Dunia Turun Ke Babel
(Dok. MI)

Menurununya produksi lada putih di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung ternyata mendapat perhatian khusus Internasional Pepper Comunity (IPC). Organisasi penghasil lada dunia ini mendatangi pulau penghasil lada putih tersebut.

Eksekutif Direktur IPC, Hoang Tin Lien mengatakan kedatangan mereka ke pulau Bangka ingin mengetahui permasalahan yang menyebabkan turunnya produksi lada putih.

Di jelaskanya, IPC merupakan organisasi lada dunia yang mempunyai member di 7 negara, yaitu Indonesia, Vietnamn Filiphina, Papua Nugini, Malaysia, India, dan Tiongkok. Dari ketujuh negara itu, hanya Bangka Belitung yang menghasilkan lada putih sedangkan yang lainya lada Hitam.

"Kita ke Bangka ini, ingin mengetahui perkembangan dan permasalahannya, sebab produksi lada putih di daerah ini turun," kata Hoang warga Vietnam ini.

Dia melanjutkan kebutuhan lada dunia, hingga saat ini 60% masih di kuasai Vietnam sedangkan Indonesia hanya 15%.

"Karena pasar Lada di kuasai Vietnam, untuk harga Vietnam lah yang menentukan, sebab kita hanya 15%," ujarnya.

Di Indonesia sendiri diakuinya, dari 15% produksi lada, Babel menyumbang 5% produksi laba nasional dengan dengan kulitaas lada putih. Oleh karena itu, menurunnya produksi lada putih ini tentu saja menjadi pertanyaan.

"Lada putih ini kan bagus dan harganya paling mahal ketimbang lada hitam, sekarang produksinya menurun jadi kita ke Bangka untuk mencari tahu apa permasalahanya,"ucap dia.

Selain itu, lanjut Hoang, mereka juga ingin mengetahui program apa saja yang di lakukan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi lada.

"Selain permasalahan, kita juga ingin tahu program apa saja untuk meningkatkan produksi,"terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung Toni Batubara mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi lada di Bangka Belitung turun. Di antaranya pohon yang menghasilkan sudah tua, sedangkan tanaman baru belum menghasilkan dan Penyakit Kuning.

"Kebanyakan pohon yang menghasilkan sudah tua, sedangkan tanama baru belum menghasilkan, belum lagi penyakit kuning," kata Toni.

Untuk mengembangkan produksi, Dinas Pertanian sudah bekerja sama dengan UGM, mulai dari penyediaan bibit unggul hingga penanganan penyakit,

"Kita berharap UGM dapat membantu Babel menangani permasalan lada ini, " harap Toni.

Toni menambahkan, di bulan Juli ada 20 delegasi dari Eropa dan Jerman generasi ke-2 akan ke Babel melihat lada di Babel. Mereka akan dibawa ke kelompok tani lada.

"Sebanyak 20 delegasi generasi Ke-2 ini akan bertatap muka langsung dengan petani," terangnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya