[WAWANCARA Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya] Dengan Alquran, Jauhi Narkoba

Dwi Apriani
04/4/2017 09:00
[WAWANCARA Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya] Dengan Alquran, Jauhi Narkoba
(Walikota Prabumulih, Ridho Yahya---MI/Dwi Apriani)

MENJADI daerah pelintasan di Sumatra Selatan, Kota Prabumulih juga disusupi peredaran narkoba. Berbagai upaya dilakukan pemerintah kota, mulai sosialisasi, pembekalan, hingga pemberantasan.

"Narkoba dapat menyasar semua pihak, termasuk para pelajar, generasi muda. Mereka sangat mudah disusupi narkoba. Karena itu, kami lakukan berbagai upaya agar pelajar bebas dan jauh dari narkoba," kata Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya kepada Dwi Apriani dari Media Indonesia, pekan lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana potensi penyebaran narkoba di Kota Prabumulih?
Kota Prabumulih ini baru 16 tahun berdiri. Kota ini ialah kota pelintasan yang dilewati baik menuju ke Palembang, Jambi, ataupun Lampung. Posisi ini membuat narkoba maupun pengaruh buruk lain mudah masuk. Potensi pemakai narkoba di kota ini pun terus meluas. Tidak hanya orang dewasa dan kalangan pekerja, narkoba juga menyasar anak dan pelajar.

Apa upaya Anda menanggulangi penyebaran narkoba?
Kami terus berkoordinasi dengan semua jajaran atau instansi. Kerja sinergis juga dilakukan dengan kepolisian resor kota. Untuk pemberantasan memang ranah hukum dan bukan kewenangan pemkot. Narkoba harus dicabut bersih sampai akarnya karena jika akarnya sudah dicabut, insya Allah akan mudah mencegah peredarannya.

Adakah upaya untuk mencegah generasi muda tidak mencoba narkoba?
Yang paling utama ialah sosialisasi. Kami bersama semua jajaran, instansi, hingga lembaga dan kelompok-kelompok masyarakat di semua tingkatan, dari RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan, diajak berpartisipasi dalam sosialisasi untuk menjauhi narkoba. Di tingkat pelajar, kami juga bekerja sama dengan sekolah sehingga sosialisasi bisa rutin dilakukan.

Upaya khusus apa yang dilakukan di tingkat pelajar?
Kami punya kiat khusus. Pemkot Prabumulih mewajibkan kepada semua sekolah secara khusus menyediakan waktu agar anak-anak di sekolah dapat belajar membaca dan menulis Alquran. Khususnya di tingkat sekolah dasar, siswa kelas 4, 5, dan 6 diwajibkan bisa membaca dan menulis huruf Alquran. Selain itu, sebelum siswa SD lulus, mereka harus dipastikan sudah bisa membaca dan menulis huruf Alquran.

Cara lain?
Kami sudah menggulirkan program <>full day school, sebelum menteri pendidikan menggagasnya. Di tingkat SD, SMP, dan SMA, mereka wajib belajar dari pagi hingga sore. Semula banyak yang keberatan, tapi mereka akhirnya mengerti. Dengan banyak berada di sekolah, siswa tidak banyak bermain. Mereka belajar dan belajar. Dengan cara itu, mereka juga jauh dari narkoba.(N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya