BNPB: 26 Korban Longsor Ponorogo Dicari

MIOL
01/4/2017 18:39
BNPB: 26 Korban Longsor Ponorogo Dicari
(ANTARA FOTO/Siswowidodo)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tim penyelamat atau SAR menemukan satu korban meninggal dan mencari 26 korban hilang lainnya akibat longsor di Ponorogo, Jawa Timur.

"Diperkirakan 26 orang masih tertimbun longsor," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu. Dia mengatakan tim SAR yang berupaya mencari korban merupakan gabungan dari Koramil, Polsek Pulung, Tagana, BPBD Ponorogo, Dinas Kesehatan dibantu relawan dan masyarakat setempat.
Lebih detail, lokasi longsor tersebut adalah Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Longsor tersebut terjadi di tebing setinggi 100 meter pada Sabtu pukul 08.00 WIB.

Dia mengatakan material longsor memanjang dari bukit sekitar 800 meter dan tinggi sekitar 20 meter. Sebanyak 23 rumah terdampak oleh longsor dengan sebagiannya tertimbun, rusak berat dan rusak sebagian.

Menurut Sutopo, longsor tersebut ditandai bunyi gemuruh pada pukul 07.30 WIB. Kemudian pada pukul 08.00 WIB bencana longsor terjadi disertai dengan suara gemuruh menerjang RT 02 dan 03 (keduanya RW 01) yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.

Pada kejadian bencana tersebut, kata dia, sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri dengan 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung. Sejumlah hewan ternak milik masyarakat diperkirakan ikut tertimbun material longsor.

Dia mengatakan tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari terakhir. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan. Dari peta rawan longsor, Desa Banaran merupakan daerah bahaya tinggi longsor.

Sejak adanya tanda-tanda longsor, kata dia, masyarakat mengungsi sementara pada malam hari. Pada siang hari kembali ke rumah melakukan aktivitas sehari-hari.

Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan supaya memprioritaskan pendirian dapur umum menyusul terjadinya bencana alam tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

"Tugas Kemensos yaitu menyiapkan dapur umum, prioritaskan pendirian dapur umum dan juga menyampaikan bantuan logistik," katanya saat dikonfirmasi usai penyaluran bantuan program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (1/4).

Ia mengemukakan, saat ini pihaknya sudah memerintahkan sejumlah orang stafnya untuk langsung meluncur ke lokasi kejadian di Ponorogo. "Saat ini petugas sudah kami perintahkan untuk meluncur ke lokasi dan malam ini saya akan merapat kesana, kemudian besok pagi saya akan melihat ke lapangan," ujarnya.

Ia mengemukakan, saat ini bupati setempat bisa mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk mengeluarkan darurat beras cadangan sampai dengan seratus ton. "Terkait berapa jumlah pasti korban yang terimbun longsor tersebut kami masih belum bisa memastikan karena kami masih munggu proses evakuasi. Proses evakuasi masih berjalan," tuturnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyampaikan saat ini petugas fokus mengevakuasi korban yang tertimbun akibat tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. "Semua dikerahkan dan fokus mencari korban tertimbun yang diperkirakan
masih berjumlah belasan," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, bencana tanah longsor menerjang permukiman warga dipicu akibat hujan pada Jumat malam (31/3).
Saat longsor terjadi, sebagian masyarakat sedang memanen jahe di bagian bawah lereng perbukitan. Rumah yang terdampak sekitar 25-30 unit rumah dan beberapa unit kendaraan juga tertimbun.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya