Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BADAN Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap 8 orang pelaku dari jaringan penyelundup imigran gelap asal negara-negara konflik. Pelaku ditangkap dari dua jaringan berbeda yang beroperasi menyelundupkan warga negara asal Nepal di Makassar, Sulawesi Selatan dan warga negara asal Bangladesh di Dumai, Riau.
Di Makassar, Bareskrim menangkap tiga orang tersangka, yakni Muhammad Alif alias Sonan Galan, Haji Saiful Rahim alias Daeng Tara, dan Jemi Arifah Tutu alias Rizki. Mereka diduga akan memberangkatkan para WNA itu melalui Bandara Soekarno Hatta ke Makassar dan kemudian menuju Australia melalui Maluku.
"Mereka (warga negara Nepal) diduga tidak memiliki dokumen lengkap," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Herry Rudolf Nahak di Jakarta, Rabu (29/3).
Kemudian, lanjutnya, dilakukan juga pemeriksaan oleh petugas imigrasi. Hasilnya empat orang merupakan tahanan imigrasi yang kabur, sedangkan empat lainnya memiliki paspor tapi tidak memiliki izin tinggal.
"Ternyata warga negara Nepal ini masuk secara legal dengan visa kunjungan, tapi mereka menunggu di Indonesia untuk keberangkatan ke Australia," jelasnya.
Setiap imigran dibebankan biaya US$2.500 sampai US$12.000 atau Rp33,2 juta sampai Rp159 juta yang dibayarkan kepada tersangka Alif. Alif sendiri berasal dari Nepal tapi memiliki Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Identitas Indonesia. "Kami akan telusuri bagaimana Alif memiliki KK dan KTP," tambahnya.
Alif bekerja sama dengan tersangka Tara dan Jemi di Makassar untuk menyiapkan kapal dan mengirimkan delapan orang imigran Nepal ini ke Australia. Meraka akan menerima uang Rp2 juta dari masing-masing imigran yang berhasil diselundupkan.
"Yang jelas mereka pakai jalur-jalur yang dianggap aman dan tidak tersentuh petugas," jelasnya.
Sementara di Dumai, Riau, polisi berhasil menangkap lima orang tersangka. Salah satunya ialah Tengku Said alias Haji Saleh. Ia diduga sering membawa orang dari Indonesia menuju ke Malaysia secara ilegal.
Saleh mengaku setiap bulan berhasil mengirim sekitar 600 orang ke Malaysia. Ia biasanya menggunakan jalur masuk melalui Bandara Soekarno Hatta menuju Pekanbaru kemudian dibawa ke Dumai, lalu diberangkatkan sebagian ke Malaysia dan sebagian ke Australia.
Kasus ini terungkap pada saat petugas menggelar patroli di jalan Sidomulyo. Di sana terlihat warga negara Bangladesh yang ternyata berjumlah 74 orang. Berdasarkan keterangan WN Bangladesh tersebut, mereka mengaku masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan.
"Dari sana ditemukan 74 WN Bangladesh. Sebanyak 31 WNA visanya mati dan habis, semuanya menunggu diberangkatkan ke Malaysia," jelas Herry.
Herry menambahkan, Haji Saleh ini telah melakukan penyelundupan imigran ilegal sejak 2014. Delapan bulan terakhir ini Saleh meloloskan sebanyak 2.700 orang ke Malaysia. Sebagian besar imigran tersebut berasal dari negara konflik seperti Afghanistan.
"Ini yang membuat kita beberapa kali dikomplain Malaysia karena mudah masukkan (orang). Karena itu kita menganggap ini serius karena sudah banyak rupanya orang yang diselundupkan ke Malaysia," ujarnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved