Temuan Rp140,2 Juta di Lokasi Persembunyian Maikel Didalami

Marcelinus Kelen
29/3/2017 07:53
Temuan Rp140,2 Juta di Lokasi Persembunyian Maikel Didalami
(Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw (kedua kanan) bersama jajarannya menggelar barang bukti hasil penggerebekan kelompok sipil bersenjata di wilayah Kepulauan Yapen---Dok.Polda Papua)

KEPOLISIAN terus mendalami keterkaitan kasus pembakaran Kantor KPU Kepulauan Yapen, Papua, dengan penemuan uang tunai Rp140,2 juta di lokasi persembunyian Maikel Merani, pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yapen Utara. Kedua peristiwa itu terjadi hanya berselang sehari.

"Penemuan uang sebanyak itu dan asal uangnya masih didalami, apalagi masih momentum pilkada dan uang sebesar itu ada di tangan pelaku. Tentu jadi pertanyaan dari mana asalnya," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal saat memberikan keterangan resmi, kemarin.

Uang tunai Rp140,2 juta ditemukan saat Polres Kepulauan Yapen, yang dipimpin Kapolres AKB Darma Suwandito, menggerebek Maikel Merani di rumah mertuanya di Kampung Konti Unai, Distrik Yawakukat, Senin (27/3) pagi. Maikel tewas di tempat seusai kontak senjata.

Selain uang tunai, tim mengamankan bendera bintang kejora, 13 butir amunisi revolver, 10 butir amunisi ka-ret kaliber 5,56, 229 butir amunisi kaliber 5,56, dan 1 pucuk senjata angin. "Kalau senjata itu rampasan pelaku dari anggota aparat keamanan," timpal Kamal.

Saat ini jenazah Maikel telah diserahkan secara langsung oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw kepada pihak keluarga. "Saat menyerahkan jenazah, pak Kapolda juga memberikan santunan dan memberikan pemahaman pada keluarga tentang kejadian itu," imbuhnya.

Peristiwa penembakan Maikel disesalkan mantan Koordinator Kontras Papua Pieter Ell. Menurutnya, polisi seharusnya cukup menangkap dan memproses Maikel sesuai dengan ketentuan hukum.

"Tindakan aparat ini patut diduga sebagai pembunuhan di luar proses hukum. Ini bisa dikategorikan pelanggaran HAM. Pimpinan kepolisian harus mengevaluasi kinerja Kapolres Yapen," sebut Pieter.

Tak ganggu pleno
Sebelum penyergapan itu, pada Minggu (26/3), terjadi kebakaran di Kantor KPU setempat yang menghanguskan ruang penyimpanan kotak suara serta berkas KPU. Kepada polisi, dua pelaku pembakaran, yaitu Faisal Kerwayu dan Agus Morin, mengaku kecewa dengan penyelenggaraan pilkada.

Keduanya mengaku diperintah Sopater Ayomi. Sudah tiga saksi yang diperiksa, termasuk istri Sopater Ayomi. "Kebakaran ini tak mengganggu jadwal pleno penetapan hasil pilkada Kepulauan Yapen yang tetap dilakukan hari ini sejak pagi hari," sahut Kamal.

Pleno penetapan hasil pilkada dilakukan setelah pemungutan suara ulang (PSU) di 25 kampung di Distrik Yapen Barat dan 1 kampung di Distrik Wonawa, 10 Maret lalu. Terkait dengan bentrok pasangan calon dalam pilkada Intan Jaya, Papua, beberapa waktu lalu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni menuding ada provokator di balik peristiwa itu.

"Kami memiliki rekaman video. Di situ jelas terlihat siapa yang memprovokasi," ungkap Natalis dalam keterangan tertulisnya.

Ia berharap kepolisian bisa mengungkap kerusuhan yang memakan korban enam orang meninggal tersebut. Dalam pilkada Intan Jaya, petahana Natalis Tabuni/Yan Kobogoyauw ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak. (Faw/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya