Hutan Konservasi Rusak, Madu dan Mata Air Hilang

Rendy Ferdiansyah
28/3/2017 12:00
Hutan Konservasi Rusak, Madu dan Mata Air Hilang
(ANTARA/Iggoy el Fitra)

TERGERUSNYA hutan konservasi akibat maraknya pembukaan lahan untuk perkebunan dan aktifitas tambang pasir timah di kawasan hutan di pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung Mengancam keberladaan madu dan hilangnya mata air.

Kepala Resort BKSDA Wilayah Bangka, Dedy Susanto mengatakan saat ini hutan konservasi di pulau Bangka perlahan namun pasti tergerus oleh pembukaan lahan dan penambangan. Seperti di Juring Keduyu, Bangka Barat mengalami kerusakan sekitar 20 persen.

Daerah Juring Keudyu di utarakanya merupakan kawasan hutan konservasi yang menghasilkan madu pahit untuk masyarakat setempat, namun sekarang terancam berkurang bahkan bisa punah.

"Di daerah Juring Keduyu Bangka Barat, kerusakan hutan konservasi sudah 20 persen, daerah itu merupakan tempat menghasilkan madu,"kata Dedy. Sembari menyebutkan keruasakaan ini berdasarkan penafsiran dari citralanset.

"Kalau di biarkan rusak terus, bisa-bisa daerah ini tidak bisa menghasilkan madu,"ungkapnya.

Dia melanjutkan. Kalau di TM permisan, Bangka Selatan, kerusakan hutan konservasi mencapai 40 persen, itu pada pembukaan lahan lada berkebun, dampaknya lebih kepada mata air. Ditempat itu dikeliling banyak akses masuk pembukaan hutan, mata air

"Tn maras, Babar seharusnya sudah dalam bentuk UPT, tapi kebijakan moratorium jadi masih dibwan BKSD, 17 ribu hektare, 40 persen Kerusakan pembukaan lada, TI juga, pengaruh lebih pada mata air krimatologi," ucap dedy.

Untuk mengantisiapasi adanya kerusakan kembali, Dedy mengatakan pihaknya sering melakukan patroli rutin di hutan, selain itu melakukan potensi dan pendataan perambahan hutan. Dari hasil patroli ini pihaknya sering menemukan barang bukti pengursakan semisal senso.

"Kita rutin patroli dan melakukan potensi pendataan perambahan hutan yang dilakukan ilegal," tutup dia.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya