Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRODUKSI minyak di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan sehingga diperlukan upaya lebih keras untuk menemukan sumur-sumur baru.
Eksplorasi pun perlu dilakukan untuk menemukan sumber-sumber minyak baru, terutama di bagian wilayah Indonesia Timur yang masih sedikit dieksplorasi.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tunggal, mengatakan, Indonesia Timur masih banyak wilayah yang belum dieksplorasi, diperkirakan lebih dari 80%.
"Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah, eksplorasi ke depan lebih diarahkan ke Indonesia Timur," kata Tunggal, dalam Seminar Energi Nasional bertemakan 'Tantangan Industri Migas Nasional Di Era Global Energi' di Ruang Seminar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Veteran, Yogyakarta, Sabtu (25/3).
Menurut dia, Indonesia Timur selama ini belum banyak dieksplorasi lantaran tantanganya yang lebih berat. Kondisi wilayah Indonesia Timur lebih remote, lautannya lebih dalam, dan memiliki 3 lempeng, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Bahkan, kata Tunggal, ahli-ahli yang mampu mengebor di wilayah Timur Tengah atau daerah-daerah lain akan kesulitan ketika menemui medan seperti di wilayah Indonesia Timur.
"Supaya ada yang mau investasi ke sana, pemerintah tugasnya membuat (kebijakan) yang fair buat kita (negara) dan fair buat investor," lanjutnya.
Bentuk kebijakan yang dibuat tentang kebijakan insentif laut dalam tecermin dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split.
Sementara itu, Vice President External Relation SKK Migas, Taslim Yunus, menambahkan, pentingnya eksplorasi untuk menemukan sumur-sumur baru dibutuhkan.
"Untuk jangka panjang, mau tidak mau, harus ada eksplorasi, eksplorasi, dan eksplorasi," kata dia.
Ia menyebut, faktor perizinan menjadi salah satu kendala. Pasalnya, ada sekitar 373 perizinan yang harus dilalui dari survei sampai produksi, yang 82 di antaranya berada di daerah. Untuk itu, pihaknya keliling ke daerah-daerah dan kampus-kampus untuk meyakinkan agar produksi minyak cepat dilakukan.
Di sisi lain, surplus minyak yang berlebih secara global membuat harga minyak dunia turun. Akibatnya, anggaran ekslporasi juga menjadi turun. Secara global, kata dia, stok minyak dunia di pasaran dalam posisi surplus.
Pada 2015, ada 2 juta surplus perhari capai 2 juta barel, sedangkan pada 2017 ini, lanjut dia, 500 ribu barel per hari.
Taslim mengatakan, sejak 2004, Indonesia sudah impor minyak. Dari 800 ribu barel per hari produksi minyak di Indonesia, yang dimiliki negara mencapai setengahnya atau sekitar 400 ribu barel per hari. Kapasitas kilang minyak yang dimiliki sebesar 800-1.000 barel. Padahal, kebutuhan minyak 1,4 juta barel per hari.
"Sebanyak 500 ribu-600 ribu barel crude diimpor," kata dia.
Sementara itu, mantan Wakil Direktur Utama Pertamina yang sekarang menjadi pemerhati energi minyak dan gas, Ahmad Bambang, kesulitan melakukan eksplorasi di wilayah Indonesia bagian Timur harus menjadi tantangan buat generasi sekarang dan yang akan datang. Penemuan teknologi dan metode tepat diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Penemuan teknologi yang tepat dan lebih efisien, lanjut dia, sangat diperlukan. Ia mencontohkan di Amerika. Dengan teknologi teknologi shale gas, Amerika dapat berubah dari importir minyak, dapat mencukupi minyaknya sendiri, hingga mampu mengekspor. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved