Pengiriman Daging Beku dari NTT Terhenti Total

Antara
22/3/2017 11:18
Pengiriman Daging Beku dari NTT Terhenti Total
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

PENGIRIMAN daging beku dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ke DKI Jakarta terhenti total. Hal tersebut disebabkan satu-satunya perusahaan yang mengelola produk daging yakni PT. Segarau Bahari, perusahan pengolahan daging beku di Desa Oben, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, NTT berhenti produksi.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Obet Laha di Oelamasi, Rabu (22/3) menjelaskan aktivitas PT. Segarau Bahari di Desa Oben, 25 km arah selatan Kota Kupang sudah tidak lagi memproduksi daging beku sejak 2016, meskipun sudah membangun rumah potong hewan (RPH) berstandar internasional di daerah itu.

"Perusahan ini telah memproduksi daging beku selama dua tahun sejak berinvestasi di NTT pada 2015. Namun setelah pemerintah pusat menetapkan harga daging secara nasional, perusahan ini menghentikan produksinya sejak Juni 2016. Alasannya, harga yang ditetapkan pemerintah dinilai kurang menguntungkan," kata Laha.

Pemerintah pusat menurut dia, telah menetapkan harga daging beku Rp80.000/kg. Penetapan harga itu memberatkan perusahan karena harus menangung biaya tambahan untuk pengiriman daging ke Jakarta dengan biaya yang cukup tinggi.

"Pihak perusahaan merasa rugi dengan penetapan harga daging beku sebesar Rp80.000/kg karena biaya pengiriman daging beku ke DKI Jakarta sangat mahal sehingga perusahan memilih menghentikan produksinya," ujar Laha.

Menurut Laha, kehadiran PT. Segarau Bahari, sangat menguntungkan peternak di Kabupaten Kupang karena harga jual sapi hidup lebih tinggi yaitu Rp31.000/kg .Sedangkan harga daging sapi di pasaran lokal hanya Rp30.000/kg. "Kehadiran perusahan daging beku ini menguntungkan peternak di NTT, karena para peternak bisa mendapatkan harga jual sapi hidup dengan harga lebih tinggi," ujar Laha.

Sejak perusahaan ini berhenti produksi, peternak di Kabupaten Kupang menjual sapi hidup dengan harga murah kepada pembeli sapi di berbagai pasar ternak.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya