Wajah Perbatasan tidak lagi seperti Orang Duduk

MI/Nur Aivanni
17/3/2017 09:40
Wajah Perbatasan tidak lagi seperti Orang Duduk
(Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau Gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat---MI/Nur Aivanni)

INDONESIA ibarat orang yang tengah duduk, sedangkan Malaysia ibarat orang yang sedang berdiri. Itulah perumpamaan yang diungkapkan Yohannes Ubang, 54, warga Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terhadap wajah perbatasan Indonesia dengan Malaysia sebelumnya, di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau.

"(PLBN) yang dulu agak enggak seperti ini," jawab Ubang saat ditanya Presiden Joko Widodo tentang keadaan wajah perbatasan sebelumnya, dalam acara peresmian PLBN Nanga Badau, di Kalimantan Barat, kemarin.

Namun, Jokowi tidak puas dengan jawaban Ubang. "Ya pasti enggak seperti ini, tapi kayak apa? Kayak kantor kelurahan, kandang ayam?" tanya Presiden lagi.

Ubang menjawab wajah perbatasan saat ini di Nanga Badau sudah berubah 100%. Wajah Indonesia sudah mewah dan maju jika dibandingkan dengan sebelumnya. Kalau sebelumnya, kata Ubang, akses jalan di PLBN Nanga Badau tidak mulus seperti saat ini. Aksesnya pun tertutup sehingga tak diketahui warga.

PLBN Nanga Badau merupakan perbatasan kedua yang diresmikan Presiden Jokowi di Kalimantan Barat, setelah PLBN Entikong, Kabupaten Sangau. Menurut rencana, hari ini Presiden meresmikan perbatasan ketiga, PLBN Aruk di Kabupaten Sambas. "Saya resmikan PLBN Nanga Badau sebagai salah satu etalase kebanggaan negara kita, Indonesia," ujar Presiden saat meresmikan PLBN Nanga Badau.

"Saya kira pos lintas kita ini sekarang membanggakan kita semuanya, tidak kalah dengan yang di sebelah. Namun, saya masih titip pesan satu agar dibangun pasar di sini, pasar modern," kata dia.

Jokowi menekankan pentingnya warga sekitar kawasan PLBN Nanga Badau membangkitkan perekonomian. Presiden meminta sistem pengelolaan perbatasan yang terintegrasi supaya segera dijalankan agar kawasan di sekitar PLBN bisa dikembangkan sebagai pusat-pusat ekonomi baru. Di samping itu, Jokowi menegaskan penghentian masuknya barang-barang selundupan. "Semuanya harus resmi. Jadi jelas berapa pemasukan untuk negara dan rakyat bisa menikmati dari hasil perdagangan," tambahnya.

Memang wajah perbatasan di PLBN Nanga Badau telah berubah. Konsep bangunan PLBN Nanga Badau diambil dari konsep bangunan khas Kalimantan, yaitu rumah panjang yang merupakan rumah adat yang biasa digunakan suku Dayak. Rumah panjang dianggap cocok menjadi konsep dasar filosofi arsitektur PLBN Nanga Badau memiliki luas lahan 8,77 hektare dan luas bangunan 4.329 meter persegi. Konsep itu dapat mewadahi aktivitas PLBN yang mementingkan sirkulasi pergerakan orang, barang, dan kendaraan. (Nur/AR/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya