Jelang Equinox, Gelombang Tinggi Diprediksi Landa Sumbar

Yose Hendra
16/3/2017 19:55
Jelang Equinox, Gelombang Tinggi Diprediksi Landa Sumbar
(Ilustrasi--Thinkstock)

MENJELANG fenomena equinox, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kawasan pantai barat Sumatra Barat bakal dilanda gelombang tinggi selama dua hari ke depan.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Silaing, Sumbar, Rahmat Triyono, mengatakan, ketinggian gelombang laut diperkirakan mencapai 3 meter.

"Potensi gelombang tinggi akan melanda sebagian kawasan pantai Barat Sumatra, salah satunya untuk di Sumbar seperti Mentawai, Padang, Pesisir Selatan, Pasaman, dan Pariaman," jelasnya, Kamis (16/3).

Dikatakannya, potensi gelombang tinggi tersebut dipengaruhi pola siklonik atau pola pertumbuhan awan secara massal di bagian utara Sumbar.

"Dengan seperti itu, akan mempengaruhi pasokan uap air di Sumbar dan berpotensi terhadap pembentukan awan-awan hujan secara lokal dan hujan di hulu sungai," jelasnya.

Dampak fenomena equinox, jelas Rahmat, salah satunya terjadi peningkatan suhu udara, yang mana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia sekitar 32-36 derajat Celcius. Meningkatnya suhu udara menyebabkan meningkatnya
tingkat penguapan.

Menyikapi hal ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan dampak dari Equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang. Secara umum, kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembap atau basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa atau periode transisi atau pancaroba.

"Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," ungkapnya.

Cuaca demikian terpantau jelang kulminasi matahari atau equinox yang diprediksi terjadi pada 21 Maret dengan kondisi angin yang kecepatannya 30-35 kilometer per jam.

"Angin kencang bisa terjadi sewaktu-waktu di Mentawai, Padang, Padang Pariaman bagian barat, Kota Pariaman, Tiku, dan Pasaman Barat," paparnya.

Fnomena equinox diperkirakan akan melintasi Sumbar dalam orbitnya 20-21 Maret serta 23 Maret 2017. Rahmat mengatakan, di wilayah Sumbar fenomena ini akan melintasi tiga kabupaten, yakni Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.

"Di wilayah Sumbar matahari mulai kontak dengan garis khatulistiwa pada 20 Maret 2017 mulai pukul 10:51 WIB dan mulai meninggalkan garis khatulistiwa pada 21 Maret 2017 pukul 16:39 WIB," ujar Rahmat.

Equinox merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa yang terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada Maret dan September.

BMKG menjelaskan, pada saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif hampir sama, termasuk pada wilayah subtropis di bagian utara maupun selatan.

"Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia adalah sekitar 32-36 derajat Celcius," tandasnya.

Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas (heatwave0 yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama. Sehubungan dengan itu, di Sumbar, perayaan fenomena Equinox dipusatkan di Kabupaten Pasaman, persisnya di Bonjol.

"Sudah menjadi agenda tahunan dalam meningkatkan pariwisata Provinsi Sumatra Barat, khususnya oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman. Perayaan equinox sering disebut dengan perayaan titik kulminasi," paparnya.

Sejauh ini, perayaan fenomena Equinox ini merupakan salah satu ikon pariwisata di Sumbar yang diadakan tiap tahun. Biasanya perayaan ini dilakukan pada Maret, tetapi karena pada Maret dan April merupakan puncak musim hujan sehingga untuk tahun ini akan diadakan pada September mendatang. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya