PLTA Peso akan Tenggelamkan Dua Desa, 800 Jiwa Siap Direlokasi

Victor Ratu
16/3/2017 19:10
PLTA Peso akan Tenggelamkan Dua Desa, 800 Jiwa Siap Direlokasi
(MI/VICTOR RATU)

RATUSAN warga Desa Long Peleban dan Desa Long Lejuh, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dipastikan akan direlokasi ke wilayah permukiman baru. Pasalnya, kedua desa seluas 619 hektare yang dihuni sekitar 800 jiwa itu masuk wilayah pembangunan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 6.080 Megawatt (MW).

Kedua desa itu segera direlokasi sebelum tujuh tahun tahap pertama pembangunan bendungan pembangkit listrik kapasitas 660 MW selesai dibangun oleh PT Kayan Hidro Energi (KHE).

Wakil Bupati Bulungan, Ingkong Ala, mengungkapkan, sebanyak 67 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Desa Long Peleban dan 98 KK di Desa Long Leju bersedia untuk dipindahkan oleh pihak perusahaan ke lokasi permukiman baru.

"Mudah-mudahan pada akhir Maret ini, Tapem Pemkab Bulungan bisa segera selesaikan surat keputusan (SK) tentang kesepakatan relokasi warga desa berikut tapal batasnya. Selain itu draf Peraturan Bupati (Perbup) ditargetkan April sudah tuntas," ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (16/3).

Dijelaskannya, setelah SK kesepakatan selesai dibuat, pihak perusahaan akan melakukan proses ganti rugi lahan. Setelah verifikasi lahan warga dan nilai ganti rugi disepakati sesuai aturan yang berlaku.

"Proses ganti rugi oleh perusahaan akan dilakukan secara musyawarah dengan masyarakat. Pemerintah hanya akan mengawasi dan memfasilitasi agar prosesnya bisa berjalan dengan baik. Bentuk ganti ruginya disesuaikan dengan kebutuhan atau yang disepakati warga dan perusahaan," jelasnya.

Ia menegaskan, selain Perbub, terkait batas dan relokasi desa, rekomendasi bupati dan gubernur diperlukan untuk relokasi. Sebab, letak relokasi berada di wilayah Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK).

"Karena lokasi pemrukiman baru itu berada di Kawasan Budidaya Kehutanan, maka PT KHE harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Karena itu, rekomendasi bupati dan gubernur sangat diperlukan," tegasnya.

Direktur PT KHE, Andrew, menambahkan, pihaknya telah menawarkan kepada warga untuk menentukan tempat baru relokasi yang pantas dijadikan lokasi permukiman. Dikatakannya, megaproyek dengan biaya investasi sekitar US$20 miliar akan memakan waktu cukup lama.

Sebab, setelah bendungan pertama dan jaringan instalasi jaringan listrik selesai dibangun, pembangunan tahap dua bendungan 2 dan 3 yang masing-masing menghasilkan kapasitas listrik 800 MW baru akan dimulai tiga tahun kemudian.

"Selama proses pembangunan bendungan tahap pertama berjalan. Diharapkan relokasi warga di dua desa itu selesai sebelum tahap kedua pembangunan bendungan 2 dan 3 yang dibangun secara bersamaan dimulai. Warga siap pindah dan lokasi yang kami tawarkan tidak jauh dari kedua desa tersebut," pungkasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya