Sopir Angkot Tuntut Keadilan

Bayu Anggoro
10/3/2017 06:11
Sopir Angkot Tuntut Keadilan
(ANTARA/Agus Bebeng)

GELOMBANG unjuk rasa pengemudi angkutan kota dan taksi terus bergulir.

Kemarin, giliran awak angkutan umum di Kota Bandung, Jawa Barat, yang bergerak di sekitar kantor Gubernur Jawa Barat.

Sama seperti di daerah lain, mereka menuntut penghentian operasional angkutan umum berbasis jaringan alias online.

Alasannya, angkutan umum konvensional dirugikan karena pendapatan para pengemudi menurun drastis.

"Mereka beroperasi tanpa izin resmi dari pemerintah. Karena itu, pemerintah harus tegas, berani menertibkan mereka," teriak Ketua Koperasi Bandung Tertib Baru, wadah para sopir angkutan kota, Dadang Hamdani.

Sekertaris Gabungan Pengemudi Taksi Bandung Nanat Mazmul menambahkan, keha-diran angkutan umum berbasis online ini sangat berdampak terhadap pendapatan sopir taksi. Jadwal operasi taksi pun terpaksa dipangkas.

"Waktu pengoperasian taksi terpaksa dipangkas hingga 80% dibanding di masa lalu. Kalaupun dipaksakan, kami nombok," lanjutnya.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik yang menemui para pengunjuk rasa mengaku akan menyampaikan aspirasi para pengemudi ke pemerintah pusat.

"Kami sudah minta Peraturan Menteri Perhubungan No 32/2016 dicabut. Penegakan hukum menjadi tugas kepolisian, yang mulai hari ini sudah bergerak."

Unjuk rasa di Bandung ini juga diwarnai perusakan mobil milik Eggi Muhmamad oleh sejumlah sopir angkutan kota.

Mobil itu dihajar dengan kayu dan batu, karena dicurigai ber-operasi sebagai taksi online.

"Kami sangat trauma. Anak saya yang masih balita juga sangat ketakutan, karena saat itu ia ada di dalam mobil," papar Eggi yang melapor Ke Polsekta Regol.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus menyatakan sudah menangkap seorang pelaku perusakan, berinisial UP.

Unjuk rasa di Kota Bandung ternyata juga berdampak di Kabupaten Bandung Barat.

Sejumlah warga di Lembang kesulitan untuk menuju Kota Bandung karena tidak ada angkutan kota.

Tangerang sepi

Sampai kemarin, pascabentrokan ojek online dengan para pengemudi angkutan kota di Tangerang, Banten, warga masih kesulitan mengakses angkutan umum. Ojek pangkalan pun mendadak laris.

"Biasanya kalau ke Stasiun Tangerang, saya naik angkutan umum. Karena nunggu lama, terpaksa naik ojek pangkalan," kata Nurul, warga Perumahan Taman Cibodas.

Di wilayah ini, belum banyak angkutan umum yang beroperasi. Jalan yang biasanya ramai pun jadi sepi, karena tidak banyak angkutan kota yang beroperasi.

Namun, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Syaiful Rohman mengatakan aktivitas transportasi telah berjalan secara normal.

"Yang sepi hanya di beberapa titik."

Di Kota Malang, Jawa Timur, setelah empat hari mogok operasi, para pengemudi angkutan umum akhirnya beroperasi lagi, kemarin.

Uniknya, kali ini mereka tidak mengutip ongkos, alias menggratiskan seluruh penumpang ke berbagai jurusan.

"Sebagai bentuk apresiasi kami kepada Pemkot Malang, seluruh sopir menggratiskan ongkos para penumpang dengan berbagai tujuan. Namun, penggratisan ini hanya berlaku sehari saja," kata Ketua Paguyuban Angkot jalur Mulyorejo-Madyopuro, Sumarto.

(BU/DG/SM/BN/Ant/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya