Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PROVINSI Sulsel merupakan salah satu produsen ternak dengan komoditas unggulan sapi potong, kambing, dan unggas.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Abdul Azis, pada Rapat Teknis Pembangunan Peternakan Tingkat Provinsi Sulsel, Kamis (9/3), saat ini jumlah populasi sapi dan kerbau baik berupa ternak potong maupun bibit mencapai 1,48 juta ekor.
"Angka ini merupakan populasi tertinggi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah populasi juga dibarengi peningkatan konsumsi daging secara signifikan pada periode 2011-2015," seru Azis.
Data statistik menunjukkan konsumsi daging sapi dan kerbau dari 1,61 kg/kapita/tahun pada 2011 menjadi 2,64 kg/kapita/tahun pada 2015. Namun ternyata secara nasional ketersediaan daging sapi lokal baru mencalai 65 persen dari seluruh kebutuhan nasional sehingga terjadi peningkatan
volume impor baik berupa sapi maupun daging beku.
Menghadapi tantangan itu, Pemprov Sulsel terus mendorong pemerintah menyusun program peningkatan produksi sapi/kerbau. Mulai tahun 2017, pemerintah menetapkan program Upaya Khusus Sapi Kerbau Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).
"Upaya ini memastikan sapi kerbau betina milik peternak akan bunting melalui inseminasi buatan," lanjut Azis.
Khusus untuk Sulsel, target yang ditetapkan pada program ini, akseptor sebanyak 340.467 ekor dan target bunting di kisaran 70 persen atau 224.708 ekor.
Realisasi kegiatan UPSUS SIWAB dari Januari hingga 7 Maret, untuk pelaksanaan IB sebanyak 13.687 (6,59 persen), bunting sebanyak 5.364 ekor (2,39 persen) dan kelahiran sebanyak 2.358 ekor.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, selama ini Sulsel mampu berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan daging di Kawasan Indonesia Timur. Dia berharap, ke depan, produksi Sulsel bisa lebih tinggi lagi.
"Kita punya target pencapaian populasi dan produksi dua juta ekor sapi dan kerbau di Sulsel tahun 2018," jelas Syahrul.
Dia menekankan, jika permintaan daging terus meningkat, bisa saja beberapa tahun ke depan Sulsel bukan lagi daerah produsen melainkan konsumen. Apalagi pemotongan di Sulsel cukup tinggi yaitu 120 ribu ekor lebih setiap tahunnya.
Dia berharap melalui program Upsus Siwab, bisa memacu program inseminasi buatan di Sulawesi Selatan.
"Kita berharap kalau tahun lalu ada kelahiran sekitar 33 ribu ekor, maka tahun ini diupayakan mencapai target yang telah ditentukan," pungkas Syahrul. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved