Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PAPUA memang sedang bersiap bangun dari tidur panjangnya. Memang masih banyak wilayah di Papua yang belum mendapatkan aliran listrik, sehingga masih gelap dan meninabobokan warganya.
Kondisi yang tidak mendukung untuk membangunkan masyarakat papua itu, menjadi perhatian tersendiri bagi Menteri ESDM Ignasius Jonan. Menurut dia saat ini di Indonesia terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik atau masih gelap gulita, yang 85% nya berada di Papua dan Papua Barat, khususnya yang berada di wilayah pegunungan.
"Kita menargetkan setidaknya tahun ini atau tahun depan itu sudah ada lampu, listriknya belum masuk tidak masalah yang penting sudah ada lampunya terlebih dahulu sambil jaringan listriknya dibangun," terang Jonan dalam paparannya di Jakarta, Minggu (5/3).
Untuk pembangkit listrik dia menargetkan hingga 2019 akan ada tambahan 365 MW di Papua dengan listrik pedesaan 171 ribu pelanggan yang akan masuk. Untuk pembangkit EBT nya sendiri akan ada sebanyak 9 unit hingga 2018 termasuk solar cell dan mikro hydro.
Sedangkan untuk di Papua Barat akan ada tambahan pembangkit sebanyak 158 MW dengan tambahan listrik pedesaan sebanyak 15 ribu pelanggan. Adapun untuk pembangkit EBT nya akan ada sebanyak 6 unit dengan daya hingga 170 kW pada 2017 ini.
Rencananya di tahun ini kementerian ESDM akan memberikan paket lampu surya bagi 120.894 KK untuk wilayah Papua dan 16.394 KK di wilayah Papua Barat dengan total secara nasional mencapai kurang lebih 260 ribu KK. Nantinya Jonan mengungkapkan satu rumah akan mendapatkan 4 lampu yang kira-kira setiap lampunya sebesar 100 watt.
"Lampu ini multi fungsi, kalau untuk yang paling terang untuk membaca itu bisa menyala sampai 6 jam. Sedangkan untuk yang agak redup itu bisa 12 jam dan untuk tidur yang lebih redup lagi bisa 60 jam. Bahkan ini ada cas handphone-nya," jelas Jonan sambil mempraktekkan bagaimana lampu tersebut dioperasikan.
Lebih lanjut Jonan menunjukkan bahwa lampu tersebut bisa dicopot dan dibawa bawa layaknya sebuah senter jika memang diperlukan. Bahkan untuk rumahnya yang tinggi langit-langitnya Jonan menunjukkan bahwa tali pengaturan terang cahayanya bisa diperpanjang.
"Jadi ini bisa dipasang di atas rumah, di genting rumah atau bahkan di atas pohon kelapa atau pohon manggis juga boleh," papar Jonan sambil terkekeh.
Harga lampunya menurut Jonan tidak terlalu mahal yakni sekitar Rp 3 juta - Rp 3,5 juta termasuk jaminan 5 tahun lepas pasang dan sebagainya. Namun lampu tersebut nantinya akan diberikan gratis dengan isi paket satu solar panel, empat lampu dan satu colokan handphone bagi masyarakat yang membutuhkan yang disesuaikan dengan data yang sudah akurat dengan by name by adrdress.
Dalam kesempatan yang sama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menceritakan pengalamannya ketika berada di Yahukimo dimana saat itu untuk penerangan menggunakan 1 lilin yang harganya Rp 3000. Sehingga menurutnya dengan pembagian paket lampu tersebut akan sangat membantu bagi masyarakat.
Terkait dengan Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan, Direktur Jenderal EBTKE, Ridha Maulana menjelaskan bahwa nantinya pembangkit EBT yang akan dibangun di Papua akan dibiayai langsung oleh pemerintah. Mengingat PLN masih memiliki keterbatasan dan untuk ditawarkan kepada IPP tidak menjadi ekonomis sehingga pemerintah lah yang harus hadir dalam bentuk APBN.
"Tentu saja nantinya akan berbentuk offgrid sehingga tidak tersambung dengan jaringan PLN dan lebih bersifat self sustain," terang Ridha.
Menurut Ridha pemerintah dalam membangun pembangkit EBT tersebut bukan hanya membangun pembangkitnya semata, tetapi termasuk membangun jaringan ke rumah -rtumah secara total system. Nantinya begitu selesai akan diserahkan kepada warga untuk dikelola bersama dengan pemerintah daerah.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved