Bengawan Solo Siaga Merah

Muhammad Ahmad Yakub
03/3/2017 05:31
Bengawan Solo Siaga Merah
(MI/M Yakub)

POTENSI kenaikan tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo bakal terus meningkat menyusul curah hujan yang tinggi di kawasan hulu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Saat ini elevasi Bengawan Solo mencapai siaga merah pada Pos Pantau Jurug, Kabupaten Solo, Jateng," jelas Kepala Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, Andik Sudjarwo, kemarin.

Lalu, sambung dia, berdasarkan Pos Pantau Dungus di kawasan Kabupaten Ngawi, sungai itu juga memasuki siaga dua banjir.

Sementara itu, berdasarkan Pos Pantau Taman Bengawan Solo (TBS) di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, sambung dia, statusnya masih di bawah siaga.

Dia memprediksi tren kenaikan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro bakal signifikan.

Bahkan, dia memperkirakan kawasan TBS berpeluang menjadi siaga dua banjir, terlebih jika kawasan hilir Bojonegoro dan sekitarnya mengalami hujan deras.

"Warga yang tinggal dan beraktivitas sepanjang bantaran Bengawan Solo harap waspada," tandasnya.

Sebanyak 3.784 kepala keluarga (KK) di dua kelurahan dan tiga desa di Kota Sampang, Jawa Timur, menjadi korban banjir.

Banjir di Kota Sampang sudah terjadi sejak Rabu (1/3).

Hingga kemarin, kedalaman air sudah mulai turun meskipun genangan masih terjadi di jantung kota.

Kepala BPBD Sampang Wisnu Hartono menjelaskan dua kelurahan yang terkena dampak banjir ialah Dalpenang yang dihuni 1.450 KK dan Rongtengah (1.209 KK), Kecamatan Kota Sampang.

Sementara itu, tiga desa yang terkenana dampak banjir ialah Pasean (350 KK), Panggung (325 KK), dan Gunung Maddah (450 KK).

Wisnu memperkirakan banjir diperburuk dengan air laut pasang yang menyebabkan banjir lamban surut.

Ditambah, curah hujan di kawasan hulu.

"Sudah ada tanda-tanda surut. Mudah-mudahan di kawasan hulu tidak turun hujan," katanya.

Intensitas hujan tinggi membuat tempat permakaman umum (TPU) di Desa Beji, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, rusak.

Sejumlah tanah makam tergerus hingga tulang jenazah menyembul dari liang lahat.

Anggota DPRD Kabupaten Tegal Mukmin menjelaskan tanah longsor juga merobohkan dua rumah warga.

Meski rumah sudah roboh, korban masih menempati rumah masing-masing karena tidak ada tempat untuk mengungsi.

"Keduanya masih bertahan di rumah mereka," terangnya.

Longsor juga terjadi di Kabupaten Boyolali, Jateng, yang menyebabkan 12 titik jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) tertimpa longsoran tanah.

"Selain menimpa jalur SSB, menimpa jalan kampung," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo.

Kerugian

Kerugian akibat banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak, di delapan titik di Kabupaten Wonosobo, Jateng, selama 26 Februari-2 Maret, mencapai Rp16,59 miliar.

"Curah hujan yang mengguyur Wonosobo masih lebat dan potensi bencana masih tinggi. Jadi, masyarakat masih harus waspada," ujar Kepala Pelaksana Harian (PLH) BPBD Kabupaten Wonosobo, Prayitno.

Kerugian tersebut meliputi kerusakan lahan pertanian, rumah, jalan, jembatan, dan senderan.

(MG/JI/FR/YK/AD/LD/TS/UL/BB/BK/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya