Petani Kehabisan Dana Olah Sawah

JS/BB/NV/CS/LD/N-1
03/3/2017 05:16
Petani Kehabisan Dana Olah Sawah
(MI/Djoko Sardjono)

GABAH hasil panen raya milik petani di Klaten, Jawa Tengah, tidak laku dijual sehingga petani kesulitan modal untuk biaya mengolah sawah pada musim tanam berikutnya.

Hal itu terungkap dalam pertemuan petani dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat panen raya di Kecamatan Delanggu, Klaten.

Petani menjelaskan, gabah tidak laku dijual meski sudah dijual murah, baik kepada tengkulak maupun Bulog.

Pasalnya, kualitas gabah hasil panen yang rendah lantaran roboh.

"Kalau dibeli Rp2.800 per kilogram pun dilepas karena kami butuh modal untuk mengolah sawah," kata Srihadi, petani Desa Bowan.

Wagiman, anggota Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Tlobong, mengatakan petani belum mempunyai dana untuk menggarap sawah musim tanam (MT) II. Padahal, untuk biaya olah sawah hanya mengandalkan dari hasil menjual gabah.

"Karena butuh modal, padi terpaksa dijual murah, yaitu Rp1,1 juta per petak luas 1.200 meter persegi. Padahal, biaya untuk olah sawah termasuk sewa traktor, benih, tanam, pupuk, dan obat hama sekitar Rp700 ribu. Jadi, satu musim tanam hanya dapat Rp400 ribu," jelasnya.

Ganjar meminta Bulog untuk segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah yang kini dihadapi petani, terutama harga gabah kering panen yang di bawah HPP Rp3.700 per kilogram.

Seusai panen raya, Ganjar meluncurkan uji coba kartu tani untuk pembelian pupuk bersubsidi.

Terpisah, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri bersama petugas Kementerian Pertanian (Kementan) menggeledah sebuah pabrik yang diduga memproduksi pupuk palsu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Penggeledahan menyusul penangkapan empat pegawai pabrik pupuk palsu.

Petugas mengambil sampel pupuk dan memasang garis polisi di lokasi.

"Uji mutu juga untuk mengetahui apakah kandungan pupuk itu organik, anorganik, atau pembelah tanah," kata Petugas Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kementan Taman SP.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya