Korban Crane Butuh Informasi

DG/AU/N-2
03/3/2017 04:16
Korban Crane Butuh Informasi
(AFP/STR)

SUDAH dua hari Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud berada di Indonesia.

Dua hari juga keluarga Iti Rasti, warga Kampung Nyampay, Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, memelototi televisi demi mendengar kabar baik soal santunan bagi keluarga korban jatuhnya crane.

"Sampai sekarang, tidak ada kabar baik yang disiarkan televisi maupun orang datang ke rumah. Kami, keluarga korban kecelakaan crane, sampai sekarang belum menerima santunan yang dijanjikan Raja Arab, bahkan sekadar kabar saja juga tidak," papar Duskarno, 66, suami Iti, kemarin.

Iti menjadi satu dari 11 warga Indonesia yang tewas kejatuhan crane saat menu-naikan ibadah haji, September 2015.

Total warga Indonesia yang jadi korban sebanyak 33 orang, 22 di antaranya dalam kondisi luka.

Menurut Duskarno, sesaat setelah kematian istrinya, ia dijanjikan akan mendapat santunan 1 juta riyal dan akan diberangkatkan haji oleh Kerajaan Arab.

"Sampai sekarang, saya belum tahu kepastian janji itu. Saya berharap soal itu bisa disinggung dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia," lanjut Duskarno.

Selama ini, lanjut dia, keluarga berharap ada perkembangan informasi yang akurat dari Kementerian Agama maupun Kementerian Luar Negeri.

Namun, sudah satu tahun lebih, ternyata tidak ada juntrungan yang jelas.

"Semoga Presiden Joko Wi-dodo berkenan membisiki Raja Salman soal janji pemberian santunan itu," harap Duskarno.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Zainal Abidin juga mengakui, sampai hari kedua kunjungan sang raja, pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan dari pemerintah pusat terkait pencairan santunan korban musibah crane.

"Belum ada informasi."

Ia berharap, jika ada pencairan, santunan itu dapat diserahkan langsung kepada keluarga atau ahli waris korban.

Di Sleman, ada satu nama yang tercatat menjadi korban musibah crane, yakni Sriyana.

Korban meninggal dunia terkena pecahan crane.

Warga Rewulu Kulon, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, itu, tercatat sebagai jamaah yang berangkat pada 30 Agustus 2015.

Keluarga korban Sriyana berharap uang santunan yang dulu sempat dijanjikan Kerajaan Arab Saudi dapat segera terealisasi.

"Kami belum pernah mendapat penjelasan yang pasti soal santunan itu," keluh Sastra Wiharjo, ayah Sriyana.

Ia berharap permasalahan ini akan turut dibahas dalam pertemuan antara Raja Arab Saudi dan Presiden Joko Widodo.

"Kami berharap janji santunan itu bisa terwujud karena akan sangat membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan," ujar Sastra Wiharjo.

Keluarga Sastra sudah berusaha mencari informasi ke instansi terkait, namun belum ada penjelasan yang pasti.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya