Dituding Penyebab Banjir, Warga Demo Pengelola Tol Kanci-Pejagan

Nurul Hidayah
27/2/2017 21:43
Dituding Penyebab Banjir, Warga Demo Pengelola Tol Kanci-Pejagan
(MI/Nurul)

DINILAI sebagai penyebab banjir, ratusan warga Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, melakukan aksi demo. Warga minta gorong-gorong dibangun agar banjir tidak lagi menerjang desa mereka.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ratusan warga Desa Japura Bakti, melakukan aksi jalan kaki menuju Kantor Pelaksana Tol Kanci-Pejagan di Desa Mertapada, Kecamatan Astajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (27/2).

Sebelumnya, warga berniat untuk menggelar aksi demo mereka di ruas Tol Kanci-Pejagan. Namun, setelah dilakukan negosiasi dengan pihak kepolisian, warga akhirnya melakukan aksi demo ke Kantor Pelaksana Tol Kanci-Pejagan. Sebanyak empat mobil Unit Dalmas dan sejumlah mobil patroli yang disiapkan oleh Polres Cirebon diabaikan warga dan mereka memilih untuk berjalan kaki.

Seorang warga desa setempat, Yoyon Syukron, 40, menjelaskan setelah jalan Tol Kanci-Pejagan dibangun, Desa Japura Bakti selalu dilanda banjir jika hujan deras turun. Termasuk belakangan ini terjadi di saat masih musim penghujan.

"Ketinggian air dari tahun ke tahun makin meningkat," kata Yoyon.

Padahal, biasa Yoyon mengaku sesekali banjir memang mampir di desa mereka, tapi tidak pernah seperti kemarin.

"Paling hanya semata kaki, sekarang bisa sampai 2 meter yang paling dalam," katanya.

Damu, warga lainnya, mengaku selama 50 tahun dirinya tinggal di Desa Japura Bakit, baru merasakan banjir yang besar beberapa waktu lalu.

"Banjir sampai 2 meter. Baru kali ini terjadi," kata Damu.

Keberadaan jalan Tol Kanci-Pejagan, menurut dia, telah memperparah kondisi banjir di desa mereka. Karenanya warga meminta agar pihak tol memasang gorong-gorong yang besar sehingga banjir tidak lagi menerjang desa mereka.

"Kalau tidak segera dibuat gorong-gorong, Desa Japura Bakti, bisa tenggelam," katanya.

Tuntutan warga juga tidak muluk-muluk, hanya minta dibuatkan gorong-gorong agar desa mereka tidak tenggelam.

Sementara itu, Erwan, salah satu karyawan bagian pemeliharaan di Tol Kanci-Pejagan, mengungkapkan jika saat ini pihaknya sebenarnya sudah melakukan normalisasi saluran irigasi.

"Kemarin sempat dilakukan manual, tapi saat ini kita sudah mendatangkan eskavator. Karena pekerjaan sebelumnya dianggap terlalu lambat," aku Erwan.

Sedangkan untuk pembuatan gorong-gorong secara permanen sepanjang lebih kurang 300 meter seperti tuntutan warga, Erwan menyatakan pihaknya akan tetap melakukannya. "Tapi secara bertahap," katanya.
Pada Maret ini, pengelola tol akan melakukan pembuatan gorong-gorong secara permanen sepanjang lebih kurang 100 meter. Setelah itu, sisanya akan dilakukan secara bertahap. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya