Penembakan Kepala Desa Blang Ramboeng hingga Tewas Harus Diusut

Amiruddin Abdullah Reubee
27/2/2017 19:18
Penembakan Kepala Desa Blang Ramboeng hingga Tewas Harus Diusut
(thinkstock)

FORUM Keuchik (kepala desa) Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, mengecam aksi penembakan hingga tewas seorang keuchik Desa Blang Ramboeng, Kecamatan Banda Alam, bernama Mukhlis, oleh personel Satuan Narkoba Kepolisian Daerah Aceh pada Jumat (24/2) lalu.

Mukhlis ditembak hingga merenggang nyawa karena dituduh terlibat sebagai pengedar narkoba jenis sabu.

Saat digerebek polisi di kawasan Desa Benteng, Banda Alam, korban ditengarai ingin melarikan diri sehingga kaki dan bahu Mukhlis terpaksa harus ditembus timah panas milik polisi. Korban tewas lantaran pendarahan hebat dalam perjalanan saat dilarikan ke Rumah Sakit Graha Bunda di Idi Rayeuek, Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur.

Tidak jelas apakah klaim polisi bahwa Kepala Desa Blang Ramboeng itu benar mengedar narkoba atau sejauh mana korban melakukan perbuatan tersebut, sehingga harus langsung tembak tanpa proses hukum di pengadilan.

Ketua Forum Keuchik Kabupaten Aceh Timur, Mustafa Arani, Senin (27/2), mengatakan, pihaknya meminta kasus itu diusut secara transparan mengapa Mukhlis harus ditembak tanpa proses hukum. Kalaupun benar korban terlibat dengan barang haram (narkoba), mengapa tidak ditangkap saja lalu diproses sesuai hukum yang berlaku di negeri ini.

Apalagi, saat itu korban tidak melakukan perlawanan kepada polisi. Saat ditangkap, Muklis juga tidak memakai senjata yang membahayakan aparat penegak hukum.

"Kami tidak bermaksud membela satu pihak dan bukan untuk memojokkan pihak lain. Namun, mengapa hal ini sampai terjadi semena-mena seolah nyawa manusia tiada harganya. Tidak ada eksekusi mati kasus narkoba tanpa proses pengadilan. Kami butuh pihak yang lebih tinggi mengusut dengan adil dan tidak bersilat lidah mempermainkan hukum," kata seorang kepala desa lainnya yang enggan ditulis identitasnya.

Adapun Presiden Gerakan Mahasiswa Aceh (Gema), Teuku Fian Muda, mengatakan, kasus tersebut telah mempertontonkan sikap buruk polisi dalam menjaga kenyamanan masyarakat. Seharusnya aparat tidak asal tembak, karena seluruh warga punya hak hidup yang sama.

Yang jelas, hal itu telah melukai hati dan mencederai kehidupan anak-anak, istri, dan seluruh keluarga Keuchik Muklis. Lalu mencoreng citra polisi sebagai pelindung masyarakat.

"Kami minta polisi harus bertanggung jawab dan menanggung biaya kehidupan sanak keluarga Keuchik Mukhlis" ujar Fian. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya