Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEBUAH rumah di Kampung Ciharashas RT 04/07 Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, digeledah tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, Senin (27/2) petang.
Rumah itu ditengarai merupakan tempat tinggal satu di antara pelaku teror bom di kawasan Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, yang terjadi tadi pagi.
Penggeledehan di rumah itu didampingi jajaran Polres Cianjur. Penggeledahan berlangsung sangat singkat. Sejumlah barang disita tim Densus 88 Antiteror di rumah berukuran tak kurang dari 40 meter persegi itu.
"Ada yang dibawa. Kami hanya bantu Polda dan Densus untuk menggeledah rumah itu. Sekarang rumah pelaku sudah dipasangi police line," kata Kapolres Cianjur AKB Arif Budiman kepada wartawan sesuai penggeledahan.
Warga di sekitar rumah itu mengaku kaget dengan kedatangan polisi bersenjata lengkap. Kabarnya, pemilik rumah itu mengontrak sejak enam bulan lalu.
"Yang ngontrak di sini jualan mainan dan aksesoris. Saya juga dikenalkan keponakan karena sama-sama berdagang. Waktu itu dia (pelaku) nyari kontrakan. Beberapa hari kemudian langsung ngontrak di rumah almarhum ibu saya," kata Didin bin Opi, 57, pemilik rumah yang dikontrak terduga pelaku.
Pelaku tinggal bersama istri dan dua anaknya. Setiap bulan dia mengontrak rumah itu sebesar Rp200 ribu. Namun karena jarang berinteraksi, warga tidak begitu mengenal pelaku dan keluarganya.
"Saya juga tahunya sama pelaku saja. Sedangkan nama istri atau anaknya tidak tahu, soalnya mereka jarang ngobrol. Istri pelaku juga selalu pakai cadar dan pakaian serba panjang kalau ke luar rumah," ujarnya.
Ia mengaku yang mengontrak di rumahnya bernama Yayat. Terakhir, ia mengetahui Yayat berangkat ke Bandung sekitar pukul 04.00 WIB karena akan menengok ibunya yang dikabarkan sakit. Yayat membawa istri dan dua anaknya.
"Sebelum subuh berangkatnya. Katanya mau ke Bandung menengok ibunya yang sedang sakit. Setiap ke Bandung seperti itu. Katanya takut kena tilang, soalnya tidak ada surat-surat. Jadi dia berangkatnya subuh. Pelat nomor kendaraannya T. Tadi pas siang saya nonton di TV katanya ada teroris di Bandung. Saat itu pelakunya diketahui bernama Yayat," ucapnya.
Ketua RT setempat, Mustofa, 48, menyebutkan dulu Yayat sempat melapor karena mengontrak rumah di wilayah kerjanya sambil memberikan fotokopi KTP. Ia sempat meminta fotokopi kartu keluarga, tapi Yayat mengaku ketinggalan.
"Ngakunya dia dari Bandung, tapi lahir di Purwakarta. Saya juga pernah meminta surat pindah, tapi katanya nanti nyusul," kata Mustofa.
Sepengetahuannya, lanjut Mustofa, pelaku sehari-hari bekerja sebagai penjual aksesoris dan kue bandros. Namun, warga tidak curiga dengan gerak-gerik pelaku karena keluarga mereka tertutup.
"Jualannya bisa di SD di dekat sini. Sehari-hari jarang terlihat ngobrol dengan warga. Tidak curiga sih karena memang tak banyak kenal. Ke rumahnya pun tidak ada tamu," tuturnya. (BK/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved