Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
BERBAGAI program pengentasan kemiskinan rupanya belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali. Buktinya, satu keluarga di Buleleng, Bali, tepatnya berasal dari Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, memutuskan untuk menghabiskan hidup mereka.
Satu keluarga ini memutuskan untuk menghabiskan nyawa karena menderita sakit dan terimpit kemiskinan. Sakit menahun itu diderita karena tidak bisa membawa ke rumah sakit untuk pengobatan. Satu keluarga ini yaitu Kadek Artaya, 32, orangtua laki-laki, Kadek Suciani, 27, orangtua perempuan, dan kedua anak mereka Putu Wahyu Adi Saputra, laki-laki, 6, dan Kadek Dwi Cahya Putti, perempuan, 3.
Satu keluarga ini menghabiskan hidup mereka dengan menggunakan racun serangga. Mereka memilih tewas bersama dalam satu kamar. Kuat dugaan tewasnya pasutri bersama kedua anak mereka yang masih balita itu setelah meminum racun serangga. Sayangnya, pihak keluarga menolak permintaan polisi untuk dilakukan autopsi.
Awalnya, sekitar pukul 04.00 Wita, seperti biasa Made Suardana, 60, orangtua Artaya, bangun hendak ke pasar. Dari pengakuannya, sempat melihat mereka masih tertidur dalam satu kamar. Bahkan, saat itu saksi melihat lampu di kamar putranya itu masih menyala. Sekembalinya dari pasar, sekitar pukul 05.50 Wita seluruh lampu di dalam rumah menyala.
Setelah mengecek kamar korban yang kosong, saksi kemudian mencium bau gas dari dapur. Ia pun bergegas lari ke dapur tetapi tidak menemukan adanya saluran gas yang bocor.
Kemudian Suardana mengecek semua pintu kamar dan hanya kamar utara dalam keadaan terkunci dan tercium bau gas menyengat di kamar itu.
"Di rumah saya ada tiga kamar. Awalnya, anak saya dan menantu serta cucu ada di kamar biasa. Mereka saya lihat tidur sebelum saya ke pasar," terang Suardana di hadapan polisi, Kamis (23/2).
Lantaran merasa curiga, dirinya mendobrak pintu kamar dan didapati semuanya tidur menumpuk berpelukan dalam satu tempat tidur.
"Awalnya saya tidak curiga. Saat saya mencoba membangunkan, ada keluar busa dari mulut anak dan cucu saya," kenangnya sambil mengusap air mata.
Saat itu juga, dia berteriak meminta bantuan tetangga yang tinggal di sebelah rumah. Sementara keluarga mencari pertolongan, Suardana mencari air kelapa untuk diminumkan kepada para korban. Saat itu, keempat korban masih dalam keadaan lemas dan oleh warga dilarikan ke bidan yang ada di Desa Pacung dan selanjutnya dibawa ke Puskesmas di Desa Tejakula. Namun, belum sempat mendapat penanganan, satu keluarga itu sudah kejang dan tidak bernyawa lagi.
Kapolres Buleleng AKBP Made Sukawijaya meyakinkan bahwa korban murni bunuh diri. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan medis dengan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan. Soal motif cara nekad itu dilakukan dan bagaimana proses melakukan, pihaknya mengaku belum mengetahui mengingat keluarga korban menolak untuk dilakukannya autopsi.
"Keluarga mengikhlaskan dan menolak untuk diautopsi. Ini murni bunuh diri, dugaan sementara minum cairan racun pestisida merek Diazinon dicampur minuman sprite," jelas Sukawijaya, Kamis (23/2).
Dari olah lokasi, polisi mengamankan 1 botol obat Pestisida merek Diazinon yang masih ada sisanya serta dua botol minuman ringan dan satu buah gelas kaca. Pengakuan pihak keluarga, anak korban yang pertama baru opname di rumah sakit akibat batuk yang tidak kunjung sembuh. Ditambah lagi, istri korban juga tertular batuk-batuk.
Informasinya untuk biaya rumah sakit, pihak keluarga terpaksa harus mencari hutang. Lantaran sejak pergantian kartu jaminan kesehatan dari Provinsi JKBM menjadi JKN. Dan, korban tidak sempat mengurus. Hal ini menjadi dugaan keluarga ini akhirnya mengambil jalan pintas. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved