Tangkal Berita Bohong dengan Regulasi

Bayu Anggoro
23/2/2017 06:40
Tangkal Berita Bohong dengan Regulasi
(ANTARA/NOVRIAN ARBI)

MEDIA memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan keselarasan dan harmoni di tengah-tengah kehidupan masyarakat, termasuk menangkal penyebaran berita bohong (hoax).

Oleh karena itu, informasi yang diberikan harus berdampak positif terhadap masyarakat yang menjadi pasar media.

"Penyiaran harus memberi dukungan positif kepada masyarakat," sebut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam acara pembukaan International Broadcasting Authority Forum (IBRAF) di Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin.

IBRAF merupakan forum antarlembaga pengawas penyiaran di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta sejumlah negara undangan seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Korea Selatan.

Forum yang dihadiri 35 negara itu digelar untuk menambah pengetahuan dan informasi terkait dunia penyiaran dalam menyajikan berita yang berdampak positif pada masyarakat.

Kerja sama antarlembaga penyiaran untuk kekondusifan dunia juga diharapkan muncul dari ajang ini.

"Mulai ilmu hingga per-aturan penyiaran yang tepat harus dikuasai insan media agar berkontribusi terhadap kehidupan dunia yang harmonis dan damai," ujar Menkominfo.

Menurutnya, media sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat terutama yang menyangkut hubungan sosial.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga meminta media arus utama (mainstream) terus menyuguhkan berita positif.

Pasalnya, ia meyakini media mampu mengubah kehidupan di masyarakat.

"Kita berubah dari masyarakat konvensional menuju masyarakat informasi. Jadi, landasan perilakunya tergantung akses dan pasokan informasi," ujar Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan.

Terkait dengan maraknya peredaran hoax melalu media sosial, Aher menilai perlunya regulasi khusus terkait dengan media sosial yang mengatur agar seseorang tidak bebas memprovokasi atau mem-bully.

Penyebaran hoax melalui media sosial saat ini dianggap sudah meresahkan.

"Adanya regulasi ini pun untuk mengajak masyarakat agar bisa menikmati berita-berita positif saja," ujarnya.

Garis terdepan

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengatakan penyebaran berita bohong yang tak terkendali menjadi fenomena di banyak negara, bukan hanya Indonesia.

Kehidupan masyarakat dunia pun terancam oleh masifnya informasi yang jauh dari pesan damai dan harmonis.

Karena itu, media harus berada di garis terdepan dalam menangkal berbagai hoax.

"Hoax berdampak besar dan negatif terhadap masyarakat. Perlu adanya diskusi isu-isu penyiaran terkini untuk mengatasi persoalan tersebut," katanya.

IBRAF dinilai menjadi wadah yang tepat untuk memberikan solusi dalam memperbaiki keadaan ini. Melalui IBRAF ini juga diharapkan adanya pemahaman yang sama mengenai dunia penyiaran.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sepakat pengelolaan media harus dilandasi hal yang positif, salah satunya menjaga kedamaian.

Kang Emil--sapaan akrabnya--berharap seluruh media saat ini memiliki satu visi yang sama.

Pasalnya, kata dia, sajian media dari setiap negara mana pun menjadi bahan konsumsi negara lain.

Kang Emil pun merasa bangga dengan terpilihnya kembali Bandung sebagai tuan rumah gelaran pembawa kedamaian. (N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya