Bencana Tanah Longsor kian Masif

Kristiadi
20/2/2017 09:51
Bencana Tanah Longsor kian Masif
(ANTARA/Ahmad Subaidi)

TIDAK hanya banjir, ancaman tanah longsor dan tanah bergerak di sejumlah daerah juga kian masif karena semakin banyaknya kasus yang terjadi. Kepala daerah diingatkan untuk tidak memandang sepele penanganan bencana di wilayah masing-masing.

Dari Jawa Barat, lima rumah di Kampung Cigarunggang, Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, rusak berat akibat tertimbun oleh material longsor saat ada hujan deras yang disertai angin kencang.

Kelima rumah itu milik Atim, 58, warga Cipurut, Maman, 60, Oji, 45, Nonoh, 55, dan Wawan, 52. Sementara itu, sejumlah rumah lain mengalami kerusakan ringan. "Tidak ada korban jiwa," kata Ketua Taruna Siaga Bencana, Ade Waluya, kemarin.

Ia mengingatkan warga yang berada di sekitar tebing untuk waspada karena hujan berintensitas tinggi masih terjadi hingga Maret.

Bencana tanah bergerak yang terjadi di Dusun Jatiluhur, Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, kini makin parah. Setelah meluluhlantakkan 4 rumah, tanah bergerak nyaris merobohkan 19 rumah lain.

"Pergerakan dan penurunan tanah di mahkota saat sekarang mencapai 4 meter. Akibatnya, 4 rumah sudah roboh dan 19 rumah lainnya terancam ambruk. Bahkan, pihak PLN telah mencabut aliran listrik 19 rumah tersebut," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy.

Saat ini BPBD bersama pemerintah desa masih membuka posko darurat di Jatiluhur. Posko tersebut bertugas melayani 62 warga yang menjadi korban dan kini mengungsi ke rumah kerabat. "Logistik pangan masih mencukupi hingga satu pekan mendatang. Bantuan itu berasal dari masyarakat dan instansi," ujarnya.

Ganggu aktivitas
Selain korban yang terkena dampak bencana, kerusakan infrastruktur, seperti jalan ambrol maupun jembatan putus, menjadi persoalan pelik. Aktivitas warga dan anak-anak sekolah pun terganggu.

Pascalongsor di Kabupaten Kuningan, Jabar, warga terpaksa menggunakan jembatan darurat dari bambu di Desa Kawah Manuk, Kecamatan Darma. Jalan itu ambles sepanjang lebih kurang 20 meter, Jumat (17/2) "Cuma bisa pejalan kaki. Kalau berputar lewat jalan desa, beda waktunya bisa 1 jam," kata Nani, warga setempat.

Selama ini jalan itu penghubung utama antara Cirebon dan Kuningan yang akan menuju Ciamis, Tasikmalaya, dan Majalengka. Jembatan Oemanu di Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, yang putus akibat tergerus banjir, kini mulai diperbaiki dengan bergotong royong.

Ada 15 truk dan eskavator yang dipinjamkan secara sukarela oleh pengusaha. Bupati Timor Tengah Utara, Raymundus Fernandez, berharap perbaikan cepat selesai sehingga lalu lintas yang terputus selama dua minggu menjadi normal. Jembatan itu akses ke pintu pelintasan Motaain di Belu.

BPBD Klaten, Jateng, juga bergotong royong memperbaiki longsoran di talud jalan dan tebing Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.

Di sisi lain, BPBD Kabupaten Malang, Jatim, menyatakan kekurangan alat deteksi dini bencana. Padahal, hampir 80% dari 33 kecamatan yang ada rawan bencana.(LD/UL/PO/JS/CS/FL/DG/BN/BB/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya