10 Ribu Relawan Kotak Kosong di Pati Awasi Politik Uang

Akhmad Safuan
08/2/2017 10:55
10 Ribu Relawan Kotak Kosong di Pati Awasi Politik Uang
(ANTARA/Yusuf Nugroho)

RELAWAN kotak kosong di Pilkada) Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus bergerak dan siap mengawasi kemungkinan terjadi politik uang oleh calon tunggal petahana.

"Sekitar 10 ribu relawan telah siap di 406 desa di 21 kecamatan di Pati untuk mengawasi jalannya pilkada, karena politik uang oleh calon tunggal dimungkinkan terjadi," ujar Ketua Aliansi Kawal Demokrasi Pilkada (AKDP) Pati Sutiyo kepada Media Indonesia Rabu (8/2).

Kecurigaan bakal terjadinya politik uang dalam pilkada Pati disampaikan Sutiyo, juga Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) Pati, meskipun saat ini di Pilkada Pati hanya ada calon tunggal yakni pasangan Haryanto-Saiful Arifin.

Di ajang pilkada seperti saat ini, lanjut Sutiyo, rasa takut kalah selalu membayangi calon kepala daerah, sehingga cenderung memaksakan kehendak untuk memenangi pilkada termasuk politik uang.

Sebelumnya Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPMAFA Sri Naharin mengatakan meskipun hanya memiliki pasangan calon tunggal dalam Pilkada Pati, sangat dimungkinkan terjadinya praktik money politic dengan kepentingan untuk memeroleh suara untuk kemenangannya.

Praktik politik uang dalam setiap hajatan pilkada, demikian Sri Naharin, dimungkinkan tetap terjadi untuk mengakomodir kepentingan pasangan calon. Apalagi dari penelitian yang dilakukan LPPM pada tahun 2015 disimpulkan bahwa mayoritas warga Pati akan memberikan suaranya
jika diberikan sesuatu baik barang atau uang.

Praktik politik uang ini, lanjut Sri Naharin, dianggap sebagai kejahatan besar dalam kehidupan berdemokrasi karena memicu munculnya perilaku korup dan demoralisasi dalam kehidupan politik.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam kunjungannya di Kawasan Kota Lama Semarang sebelumnya juga menyoroti pilkada di Kabupaten Pati, Jateng, karena perlawanan kotak kosong yang cukup tinggi.

Tingginya perlawanan kotak kosong, menurut Tjahjo, dapat dilihat dari kampanye kotak kosong untuk mengimbangi pasangan calon bupati dan wakil bupati Pati Haryanto-Saiful Arifin yang diusung Partai Demokrat, Golkar, PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gerindra, Hanura dan PPP. "Hal itu boleh-boleh saja, karena dukungan kotak kosong dalam Pilkada merupakan bagian dari demokrasi," ujarnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya