7 Anak Meninggal di Tunas Bangsa

02/2/2017 09:30
7 Anak Meninggal di Tunas Bangsa
(MI/Rudi Kurniawansyah)

PRAKTIK menyeleweng yang terjadi di panti asuhan Yayasan Tunas Bangsa di Pekanbaru, Riau, makin terkuak. Kepada penyidik, pemilik yayasan Lili Nurhayati, 49, mengaku sudah ada 7 anak penghuni panti yang meninggal dunia selama ia mengoperasikan panti.

“Selain M Zikli, ada enam bayi yang berumur 5-6 bulan yang meninggal karena sakit. Kami masih melacak makam mereka,” papar Kapolda Riau Irjen Zulkarnain Adinegara.

Kemarin, polisi menemukan tujuh anak panti yang disembunyikan Lili di sebuah rumah di Jalan Serasi, Tampan. Dengan temuan itu, berarti sudah 12 anak penghuni panti yang diamankan. Mereka dikumpulkan di rumah milik Dinas Sosial Riau.

“Temuan itu kami dapat setelah mendapat informasi dari Idang alias Gus Hendra, suami Lili,” tambah Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru Komisaris Bimo Ariyanto.

Anak-anak panti asuhan itu disembunyikan Lili setelah kasus kematian M Ziqli, 18 bulan, terungkap pada 15 Januari lalu. Lily sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Ziqli.

“Selain tujuh anak yang berusia 2 hingga 10 tahun, kami juga membawa seorang perempuan yang merupakan pengasuh mereka. Kami masih mengembangkan karena diduga masih ada anak lain yang disembunyikan tersangka,” tandas Bimo.

Di sisi lain, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia-Riau yang melakukan pendampingan terhadap anak-anak penghuni panti mendapat informasi bahwa mereka dipekerjakan untuk menjadi pengemis.

“Mereka dipaksa menjadi pengemis, yang membawa bakul di persimpangan jalan,” ujar Ketua LPAI Riau, Esther Yuliani Manurung.

Dalam satu hari, dari mengemis didapat dana rata-rata Rp300 ribu yang disetor kepada Lily dan Yusuf, saudaranya. Yusuf yang juga penjaga panti jompo itu juga turun ke jalan menjadi pengemis.

LPAI juga mendapat laporan bahwa pekerjaan pengemis juga melibatkan anak-anak yang masih balita. Mereka dipinjamkan ke orang tertentu untuk diajak mengemis.
Seorang penghuni panti juga mengaku sering melihat ada penguburan jenazah, beberapa di antaranya dimakamkan di panti. “Kami masih mencari keberadaan beberapa anak. Idang mengakui ada 18 anak yang berada di pantai asuhan itu,” lanjut Esther.

Saat ini sudah 12 anak yang ditemukan. Satu anak lainnya, yakni M Ziqli, sudah meninggal dunia.

Dari keterangan warga diperoleh informasi bahwa panti Tunas Bangsa juga sering mengajak anak-anak balita dan orang jompo di sekitarnya untuk menyamar menjadi penghuni panti saat ada kunjungan tamu yang memberi bantuan. “Warga yang terlibat mengaku mendapat bayaran Rp50 ribu per orang,” tandas Esther. (RK/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya