Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

9.000 Hektare Padi di Bojonegoro Terancam Puso

M Yakub
03/1/2017 16:40
9.000 Hektare Padi di Bojonegoro Terancam Puso
(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

SEKITAR 9.000 hektare tanaman padi lima kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, terancam mengalami gagal panen akibat kekurangan air. Ini karena berkurangnya intensitas hujan di kawasan setempat. Kondisi tersebut memaksa debit air Waduk Pacal dialirkan sebanyak 4.000 liter perdetik selama sepekan.

"Ada 9.000 hektare tanaman padi terancam gagal panen," ungkap Kepala Seksi Pemanfaatan Air Baku Irigasi Dinas Pekerjaan Umum Sumber Air Pemkab Bojonegoro Dodik Sigit Wijaya kepada Media Indonesia, Selasa (3/1).

Menurut dia, ribuan hektare tanaman padi yang terancam mengalami puso akibat kekurangan air tersebut. Tanaman itu, kata dia, kekurangan air akibat intensitas hujan yang turun di kawasan setempat semakin berkurang dalam beberapa pekan terakhir. "Iya, Waduk Pacal kemudian kita alirkan," tambahnya.

Dikatakan, pembukaan Waduk Pacal dengan kapasitas 4.000 liter per detik dilakukan selama 7 hari terakhir itu atas permintaan Dinas Pengairan. Pengajuan yang dilakukan Dinas Pengairan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Sumberdaya Air (BPSDA) Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro tersebut.

Hal ini menindaklanjuti pengajuan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dan gabungan HIPPA. Para kelompok tani itu mengajukan permintaan air dari Waduk Pacal mulai 29 Desember 2016 hingga 7 Januari 2017 sebesar 4000 liter per detik. Namun, disetujui pihak BPSD sampai dengan 5 Januari 2017 mendatang.

"Ini untuk menyelamatkan tanaman padi 9.000 hektare agar tidak puso akibat kekurangan air," tandasnya.

Selain itu, terang dia, juga untuk memenuhi kebutuhan HIPPA Wilayah Tengah 1 dan Wilayah Tengah 2 dikawasan irigasi Waduk Pacal. Apalagi, saat ini
ribuan hektare tanaman padi yang berumur 20 -30 hari setelah tanam (HST) sedang memasuki masa pemupukan dan matun (pembasmian gulma).

Tanaman yang membutuhkan air itu luasanya mencapai 9000 hektare. itu tersebar di lima kecamatan di bawah irigasi Waduk Pacal. Antara lain, Kecamatan Sumberrejo, Sukosewu, Kanor, Kapas, dan Kecamatan Balen.

"Ya, seiring turunnya hujan makin berkurang," jelas Dodik.

Ia juga menambahkan, pembukaan pintu air Waduk Pacal ini merupakan yang pertama selama musim penghujan. Sehingga, sampai saat ini kapasitas air waduk yang dibangun pada zaman kolonial Belanda 1933 itu masih memadai. Hingga Rabu 28 Desember 2016 lalu, Waduk Pacal elevasinya pada posisi 113.05 meter dengan volume tampungan 16,5 meter kubik.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya