Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat tetap melakukan siaga kebencanaan terutama di masing-masing kecamatan. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan kewaspadaan terutama di Garut akan berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang akan berlangsung selama sepekan ke depan.
"Kabupaten Garut salah satu daerah dari 22 provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi di Indonesia dan memiliki potensi berbagai bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, banjir bandang, pergerakan tanah, longsor dan angin puting beliung," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, TB Agus Sofyan, Jumat (30/12).
Agus mengatakan, BMKG telah mengumumkan peringatan dini terkait perkiraan peningkatan potensi hujan lebat di wilayah Indonesia di antaranya di Kabupaten Garut. Namun, potensi tersebut akan berlangsung selama sepekan sehingga warga maupun masyarakat nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya.
"Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada bagi pengguna operator jasa transportasi laut, nelayan serta nelayan berada di pesisir pantai," ujarnya.
Selain itu, Agus mengungkapkan dampak yang dapat ditimbulkan dari hujan lebat dan angin kencang bisa menyebabkan banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan jalan licin. Akan tetapi, masyarakat tersebar di 42 Kecamatan harus waspada adanya bencana alam tersebut termasuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi yang sekarang ini masih terjadi.
"Kami meminta agar setiap aparat desa dan kecamatan harus tetap berkoordinasi dengan koramil atau pun Polsek setempat, karena bencana alam akan terjadi di Kabupaten Garut meski bencana yang pernah terjadi yakni banjir bandang. Akan tetapi, tidak hanya itu bencana tanah longsor, pohon tumbang dan pergerakan tanah pun harus tetap waspada," paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tasikmalaya, Endang Zaenal Alfian yang baru dilantik mengatakan potensi bencana alam yang terjadi di 39 Kecamatan di Tasikmalaya paling banyak tanah longsor dan pergerakan tanah serta angin putting beliung. Namun, pihaknya meminta kepada masyarakat atau pun para wisata yang berlibung ke beberapa objek diharapkan harus tetap waspada karena banyak jalan dalam kondisi licin saat hujan terjadi.
"Pergerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya berada di Kecamatan Taraju, Karangjaya, Cineam, Cisayong, Cigalontang dan lainnya juga ada gerakan tanah. Namun, selama hujan deras terjadi tidak ada bencana banjir kembali terjadi di Kecamatan Sukaresik dan Cipatujah akan tetapi masyarakat tetap waspada bencana yang sekarang ini terjadi di beberapa daerah bisa mengancam keselamatan jiwa," katanya.
Alfian mengungkapkan, bencana tanah longsor yang sering terjadi di perbatasan Salawu menuju arah Garut tepatnya berada di Tenjowaringin dan juga Kecamatan Kadipaten karena di jalur lintas selatan Tasikmalaya menuju Bandung terkadang air hujan dan lumpur turun ke jalan hingga menyebabkan kemacetan di jalur tersebut.
"Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sekarang ini yang belum dimilikinya yakni alat berat, karena datangnya hujan deras bisa menyebabkan tanah longsor dan itu bisa menganggu arus kendaraan apalagi pada musim hujan sekarang ini dan yang utama wisatawan masuk ke arah Pamizahan terutama akan melakukan ziarah," pungkasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved