2 Ribuan Pasukan Diturunkan untuk Amankan Obyek Vital Bali

Arnoldus Dhae
22/12/2016 14:07
2 Ribuan Pasukan Diturunkan untuk Amankan Obyek Vital Bali
(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

GUBERNUR Bali Made Mangku Pastika memimpin apel gelar pasukan Operasi Lilin 2016 di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Kamis (22/12).

Apel dihadiri oleh ribuan personel gabungan dari Polri, TNI, SatPol PP, Pecalang, Dinas Perhubungan, LLAJR, dan seluruh instansi terkait lainnya. Hadir juga Wakapolda Bali Brigjen Pol Nyoman Suryasta, Pangdam IX Udayana Mayjen Kustanto Widyatmoko, serta aparat terkait lainnya.

Menurut Pastika, Bali sebagai daerah pariwisata tetap saja menjadi sasaran ancaman terorisme saat ini. Untuk itu, ia berharap agar seluruh personil di Bali selalu melakukan peringatan dini, deteksi dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sebagai daerah pariwisata, Bali ini didatangi oleh orang dari berbagai penjuru dunia. Dan teroris itu tujuannya untuk menakut-nakuti orang. Jadi tidak mungkin mereka melakukan teror di tempat yang tidak ada orangnya. Ancaman Bali memang tetap ada," ujarnya.

Pastika juga menyebutkan bahwa keamanan di Bali itu tidak turun dari langit. Keamanan itu harus diupayakan, diusahakan, dikerjakan.

Sementara Wakapolda Bali Brigjen Pol Nyoman Suryasta mengatakan operasi Lilin 2016 akan mulai diberlakukan sejak 23 Desember 2016 sampai 1 Januari 2017.

Dalam operasi tersebut, jumlah pasukan sekitar 2.800-an personel akan terjun melakukan pengamanan langsung. Jumlah personel itu merupakan gabungan dari Polri, TNI, pecalang, SatPol PP dan seluruh aparat terkait lainnya.

"Pengamanan dalam Operasi Lilin Agung 2016 dilakukan selama 10 hari ke depan mulai 23 Desember. Namun, setelah itu pengamanan tetap diperketat. Sasaran pengamanan adalah seluruh tempat wisata, gereja, fasilitas umum, jalur lalu lintas, pusat perbelanjaan, pusat perayaan tahun baru dan sebagainya," ujarnya.

Fokus pengamanan akan dilakukan di 244 Gereja, 96 obyek wisata, 79 titik lokasi pergantian tahun baru, 78 pusat perbelanjaan, 12 terminal, 6 pelabuhan, dan 1 bandara.

Untuk perayaan Natal bagi umat kritiani, pengamanan akan dilakukan di seluruh gereja yang ada di Bali. Namun, tidak semua gereja menjadi prioritas pengamanan karena terbatasnya peralatan pengamanan.

"Pengamanan gereja akan dilakukan sama. Tetapi karena keterbatasan alat-alat akan maka sistem pengamanan akan dilakukan berbeda," ujarnya.

Wakapolda menegaskan, untuk peralatan security gate hanya ada 8 unit. Maka dipilih gereja-gereja tertentu saja yang dianggap rawan dan akan ditempatkan security gate. Sementara untuk gereja-gereja lainnya, petugas akan melakukan pemeriksaan dengan metal detector untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sterilisasi gereja-gereja akan dilakukan mulai besok 23 Desember oleh petugas kepolisian," ujarnya.

Pascasteril, ruang gerak semua orang yang keluar masuk gereja akan dipantau secara ketat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya