Om Telolet Pantura yang Mendunia

Ant/N-1
22/12/2016 04:11
Om Telolet Pantura yang Mendunia
(ANTARA/Oky Lukmansyah)

BERMULA dari kumpulan anak di tepi ruas jalan pantai utara (pantura) Pulau Jawa yang menunggu bus-bus antarkota membunyikan klakson 'telolet-telolet', istilah itu menjadi viral di media sosial.

Bahkan, klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid, kemarin, dalam akun resmi Facebook mereka, mengunggah foto megabintang Cristiano Ronaldo yang sedang memamerkan trofi dan medali Piala Dunia Antarklub serta Golden Ball.

Selain itu, tertera tulisan 'Hello Indonesia' dengan ikon bendera berwarna merah putih.

Di bawahnya tertera tulisan 'Om telolet om' dengan ikon bus berwarnah hijau.

Ronaldo memiliki kedekatan dengan Indonesia.

Sejak 2005, dia menjadi ayah angkat Martunis, seorang korban tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam.

Ronaldo juga membiayai pendidikan serta menjanjikan akan membawa Martunis ke Portugal.

Pada Juli 2015, Martunis telah dikontrak klub Sporting Lisbon di Portugal.

Mengenai 'om telolet', istilah itu diyakini berawal dari kegiatan bocah-bocah di kawasan pantura Jawa.

Dengan girang, mereka memburu suara klakson bus antarkota untuk direkam dengan telepon seluler (ponsel).

Kepada bus yang melintas, mereka akan teriaki dengan 'pak telolet pak'.

Bahkan ada yang sengaja membawa karton bertuliskan 'om telolet om'.

Sederet pesohor dunia pun ikut nimbrung membicarakan fenomena yang sebenarnya sudah ada di Indonesia beberapa tahun yang lalu tersebut.

Juara dunia Moto-GP 2016 Marc Marquez juga urun melontarkan cicitan.

Dalam akun Twitter @marcmarquez93 milik pembalap asal Spanyol itu tertulis 'Om telolet om' yang diakhiri beragam emoticon.

Mantan pesepak bola Jerman Michael Ballack juga sempat bertanya mengenai fenomena tersebut.

"I keep seeing #omteloletom comments. Can someone explain the #telolet trend? That's all I find on reviews of simple websites in #indonesia."

Hanya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau seluruh operator bus tidak mempermainkan klakson 'telolet'.

"Kita melihat kegiatan itu sesuatu yang menyenangkan, tapi membahayakan," kata Budi.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan mengatakan perlu dikaji apakah yang membahayakan adalah klakson atau kegiatan anak-anak di tepi jalan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya