Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KERUGIAN materi akibat tanaman padi terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo di Kabupaten Tuban, Jatim, mencapai Rp15,1 miliar. Ini setelah tanaman pangan seluas 2.939 hektare (ha) di lima kecamatan terendam banjir. Namun yang terparah, berada pada 16 desa di Kecamatan Rengel.
Dari jumlah itu, tanaman yang mengalami kerusakkan seluas 1.516 ha. Bahkan, dari jumlah itu 920 ha di antaranya mengalami gagal panen. Hingga saat ini, banjir masih merendam ratusan ha lahan dan tanaman padi di kecamatan setempat.
"Kerugian meteri pada sektor pertanian mencapai Rp15,1 miliar," terang Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pemkab Tuban, Suparno kepada Media Indonesia, Kamis (15/12).
Menurut dia, tanaman yang terendam banjir itu tersebar di 5 kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Plumpang, Parengan, Soko, Widang, dan Rengel. Jumlah itu, merupakan tanaman yang terendam banjir sejak pertengahan hingga akhir November lalu.
Khusus untuk Kecamatan Rengel, lanjut dia, merupakan daerah terdampak yang paling luas. Dari total tanaman padi seluas 2.939 ha yang tersebar pada 16 desa di Kecamatan Rengel, sebanyak 1.516 ha padi yang mengalami kerusakkan. Bahkan dari jumlah tersebut, hampir 1.000 ha yang mengalami gagal panen.
"Total tanaman pangan yang puso seluas 920 ha. Terinci, padi seluas 455 ha dan jagung seluas 465 ha yang gagal panen," tandasnya.
Kondisi tersebut, membuat kerugan materi pada sektor pertanian dalam sefkali musim mencapai Rp15,1 miliar. Rinciannya, untuk tanaman padi diperkirakan sebesar Rp11,1 miliar dan tanaman jagung senilai Rp3,9 miliar. Pihaknya, juga telah melaporkan kerusakkan tanaman akibat banjir tersebut pada Kementerian Pertanian di Jakarta melalui Dinas Pertanian Provinsi Jatim.
Meski demikian, produksi pangan di Kabupaten Tuban dipastikan tidak mengalami kekurangan. Sebab, kerusakkan tanaman akibat gagal panen tersebut bakal tertutupi dengan panen musim tanam (MT) II dan III. "Kami optimistis pada MT selanjutnya bisa kita optimalkan," pungkasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved