Salat Jumat dalam Guncangan Gempa

MI
10/12/2016 08:28
Salat Jumat dalam Guncangan Gempa
SALAT JUMAT DI PIDIE JAYA: Warga melaksanakan salat Jumat dengan latar Masjid Jami Quba yang ambruk, di Pidie Jaya, Aceh, kemarin. Gempa dengan kekuatan 6,5 SR pada Rabu (7/12) merobohkan sedikitnya 28 masjid dan 11.378 rumah. Korban tewas mencapai 101 or(Antara/Hafidz Mubarak A)

TIDAK seperti biasanya, suara azan terdengar kecil dan pelan. Sementara itu, di bawah tenda darurat sajadah panjang merah dan biru bermotif arsitektur bangunan masjid terbentang. Ada belasan saf berbaris sejajar keluar dari naungan tenda.

Siang itu satu per satu masyarakat Desa Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, Aceh, melaksanakan salat Jumat pertama pascagempa berkekuatan 6,5 SR yang melanda Kabupaten Pidie Jaya.

Gempa itu, antara lain, menghancurkan Masjid Jami Quba, satu-satunya masjid di daerah tersebut.

Meski harus menunaikan ibadah di luar masjid, kondisi itu tidak menyurutkan niat warga. Mereka salat di halaman, tidak jauh dari reruntuhan bangunan. Terlihat juga kubah masjid yang masih berdiri di atas puing-puing.

Saat azan kedua berkumandang, tiba-tiba gempa kembali menghentakkan Tanah Aceh. Para jemaah beristigfar dan mengucapkan asma Allah.

"Saya tersentak kaget, ada gempa susulan. Hampir meninggalkan saf, tetapi baru sadar ternyata kami salat di halaman masjid," kata Teuku Raja Umar, salah seorang jemaah salat Jumat asal Meulaboh.

Umar mengaku masih trauma dengan kondisi gempa. Apalagi, dia juga sempat merasakan gempa dan tsunami Aceh pada 2004.

"Sebenarnya tidak apa-apa, tapi karena refleks saja, jika ada gempa, langsung beranjak keluar rumah dan mencari tempat aman," sebutnya.

Azhar, 40, tokoh kampung setempat, mengaku pelaksanaan salat Jumat ini begitu mengharukan karena banyak di antara jemaah kehilangan anggota keluarga.

"Kami harus kuat, ini cobaan pasti ada hikmahnya. Jadi, setelah salat, kami juga membacakan doa untuk semua warga yang meninggal," kata Azhar.

Menurutnya, Masjid Quba memang tidak bisa digunakan lagi. Namun, secara bergotong royong warga mendirikan tenda dan menggelar sajadah guna menampung ratusan orang yang beribadah.

"Jemaahnya banyak, tidak hanya warga sini. Jadi, tetap kami letakkan sajadah agar muat banyak," lanjutnya.

Pidie Jaya kini mulai padat dikunjungi relawan, wartawan, hingga para pejabat negara. Ada juga warga yang berkunjung ke Masjid Quba dan masjid lainnya untuk menyaksikan kondisi dan memotret bangunan yang menjadi saksi bisu gempa.

Tercatat sebanyak 49 masjid rusak ringan dan parah di tiga kabupaten/kota akibat gempa di Pidie Jaya. Bahkan 12.560 rumah juga ikut rusak. (Ferdian Ananda Majni/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya