Pertolongan Bergerak Cepat

Amiruddin Abdullah/Ferdian Ananda Majni
09/12/2016 07:05
Pertolongan Bergerak Cepat
(Foto: Antara)

AMALUDDIN menatap rumahnya yang rata dengan tanah itu berkaca-kaca.

Lelaki paruh baya ini mencoba ikhlas walaupun masih tidak percaya telah kehilangan tempat berteduh menjelang matahari terbit, Rabu (7/12).

"Istri dan anak balitaku dirawat di rumah sakit karena tertimpa reruntuhan rumah," kata warga Desa Rawa Sari, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, ini terisak.

Jamaluddin merupakan satu dari ribuan warga yang kehilangan rumah setelah gempa 6,5 SR mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, pukul 05.03 WIB. Kini dia bersama korban lain tinggal di tenda-tenda di lapangan terbuka.

Sejak gempa terjadi, ribuan petugas gabungan bergantian siang-malam mencari korban yang terjebak di balik reruntuhan. Menurut Kasi Operasi Basarnas Al-Husain, anggota tim penyelamat dari Basarnas, Satpol PP, PMI, TNI, Polri, relawan, dan warga masyarakat bekerja keras menyingkirkan puing bangunan untuk menemukan korban selamat ataupun meninggal dunia.

Plt Gubernur Aceh Soedarmo, ketika mendampingi Mendagri Tjahjo Kumolo kemarin, menyatakan sudah menetapkan status darurat selama 14 hari sejak Rabu (7/12). Masa status darurat bisa ditambah bergantung pada kondisi di lapangan. "Wilayah terdampak gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie telah menghentikan fungsi layanan umum."

Pemprov Aceh mengerahkan tujuh ekskavator untuk mengangkut puing agar memudahkan tim pencari menemukan korban yang terimpit. Salah seorang warga Keude Meureudu, Ayub, mengakui di desanya tidak kurang dari 34 rumah toko runtuh. "Saya pastikan banyak korban. Kami berharap evakuasi sampai semua korban ditemukan."

Batalyon Zipur 16/DA menerjunkan 2 ekskavator, 3 loader, dan 4 dump truck. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengirimkan tim dokter umum dan spesialis dari Kostrad, TNI-AL, Marinir, dan Kodam I/Iskandar Muda.

Kementerian Perhubungan tidak ketinggalan menyalurkan logistik untuk pengungsi, seperti air minum, beras, mi, obat-obatan, handuk, selimut, sajadah, dan sarung menggunakan pesawat Boeing B-737 dari Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin.

Bantuan medis
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki saat meninjau korban gempa di RSU Teuku Cik Ditiro, Sigli, mengungkapkan seluruh korban harus segera dievakuasi. "Kalau perlu, tambah traktor dan alat berat agar evakuasi lebih lancar. Saya hargai koordinasi penanganan korban, terutama dari sisi kesehatan," ujar Teten yang berkunjung bersama Mendagri, Menkes Nila Moeloek, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, Panglima TNI, dan Kepala BNPB Williem Rampangilei.

Menurut Direktur RSU Teuku Cik Ditiro, Muhammad Riza Faisal, ratusan korban gempa yang sebelumnya ditangani di tenda telah dialihkan ke teras dan koridor ruang rawat inap. Untuk menangani korban yang patah tulang, Kemenkes mendatangkan puluhan dokter spesialis bedah tulang dari Medan, Riau, Jakarta, dan Makassar.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi gotong royong seluruh anggota tim penyelamat untuk menolong warga korban bencana. "Kita bekerja keras mengevakuasi dan menyelamatkan korban. Selain Basarnas, TNI, dan Polri, ba nyak relawan juga ikut mengevakuasi korban hingga waktu yang belum ditentukan."

Hari ini Presiden Joko Widodo datang ke Pidie Jaya untuk melihat langsung upaya tim penyelamat mencari korban di balik reruntuhan bangunan. (Adi/Try/Fat/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya