Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEKRETARIS Daerah Provinsi Sumatra Utara, Hasban Ritonga, tampak kagum saat melihat kitab suci Alquran dengan terjemahan bahasa Batak Angkola yang dibawa tim Balitbang Kementerian Agama, kemarin. Kitab terjemahan ini dibuat tim Balitbang Kementerian Agama. Rencananya, Alquran terjemahan bahasa Batak Angkola terbit pada 19 Desember mendatang.
Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kemenag, Choirul Fuad Yusuf, menjelaskan kehadiran Alquran dengan terjemahan bahasa daerah itu bertujuan mendekatkan umat Islam yang belum paham bahasa Indonesia agar bisa mengerti maksud seluruh ayat suci yang tertulis di sana.
“Mereka yang membaca terjemahan Alquran ini bisa memahami makna kandungan kitab suci Alquran,” jelas Choirul selaku ketua tim penyusun buku terjemahan Alquran berbahasa Batak Angkola saat bertemu dengan Sekda Pemprov Sumatra Utara, Hasban Ritonga.
Sambil memperhatikan kitab terjemahan Alquran, Hasban memuji kiprah tim Balitbang Kemenag. “Terjemahan Alquran berbahasa Angkola ini sangat berharga bagi khazanah pustaka di Tanah Air khususnya Sumatra Utara. Ini merupakan karya yang sangat berharga terutama dalam upaya melestarikan bahasa Batak Angkola,” puji Hasban.
Choirul menambahkan, selain Alquran terjemahan berbahasa Batak Angkola, Litbang Kemenag menerbitkan Alquran dengan terjemahan bahasa Bolaang Mongondow dan Toraja.
“Tujuannya penerjemahan Alquran berbahasa daerah ini ialah melakukan konservasi bahasa daerah. Ini berdasarkan beberapa indikator saat ini, yaitu muncul fenomena kepunahan bahasa daerah yang sedang terjadi. Inilah satu upaya untuk melestarikan bahasa daerah,” jelas Choirul.
Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dari 600 bahasa daerah di Indonesia, saat ini tinggal separuhnya yang bisa dipakai.
Munculnya Alquran dengan terjemahan bahasa daerah ini bertujuan memperkuat pemahaman Alquran bagi masyarakat yang belum bisa berbahasa Indonesia.
“Intinya agar bisa meningkatkan pemahaman dan pengalaman Alquran,” tambah Choirul.
Terpilihnya bahasa Batak Angkola untuk terjemahan Alquran, lanjut Choirul, didasari kesepakatan tim penerjemahan Balitbang Kemenag. “Kita tahu bahasa Batak itu beragam. Namun, bahasa Angkola merupakan bahasa lingua franca yang merupakan bahasa yang bisa dipakai dan dipahami subbahasa Batak lainnya,” tambahnya.
Balitbang Kemenag sebetulnya sudah mulai merintis penerjemahan Alquran sejak 2013 dengan memilih bahasa daerah yang hampir punah. Sebelumnya sudah terbit tiga Alquran dengan terjemahan bahasa Minang, Banyumas, Dayak Kanayat, Kaili, Sasak, dan Makassar.
Selain pemerintah, ada pihak swasta yang menerbitkan buku terjemahan Alquran dengan menggunakan bahasa daerah.
Seperti terjemahan Alquran berbahasa Madura yang sudah diluncurkan pada Juni lalu. Alquran terjemahan bahasa Madura yang baru mencapai juz 1,2, dan 3 itu disusun dan diterbitkan Lembaga Penerjemahan dan Pengkajian Alquran dan diminati banyak orang. (Puji Santoso/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved