Permisi Komandan Saya Pamit Turun Dulu...

05/12/2016 08:25
Permisi Komandan Saya Pamit Turun Dulu...
(ANTARA/M N Kanwa)

PAGI itu, jam sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB. Setelah pamit dengan istri dan anaknya, Brigadir Sanioko, 36, bergegas menuju Pondok Cabe, Jakarta, bersama dua rekannya, yakni Brigadir Endri L, 29, dan Brigadir Angga, 19.

Di sana, sudah menunggu pesawat Polda Kepri M-28 Skytruck dengan nomor register B-4201 yang akan mengantar ketiga personel polisi udara Badan Pemelihara
Keamanan (Baharkam) Mabes Polri itu ke Pangkalpinang.

Di bawah komando pilot Ajun Komisaris (AK) Budi Waluyo, AK Barokah dan AK Tonce, pesawat itu lepas landas. Dirinya sempat mendengar AK Munir dan Bripka Erwin yang berada di depannya bercanda di dalam pesawat. Namun, dentuman suara baling-baling membuat Sanioko tak mampu mendengar jelas isi pembicaraan keduanya.

Selang waktu dua jam sekitar pukul 08.00, pesawat yang mengantar mereka pun mendarat mulus di Bandara Depati Amir Pangkalpinang. “Permisi Komandan, saya pamit turun dulu,” ujar Sanioko kepada AK Munir dan beberapa perwira lain, termaksud pilot yang ada di dalam pesawat.

Brigadir Sanioko, Endri, dan Angga turun dari pesawat dan menaiki mobil jemputan menuju ke tempat istirahat mereka. Sementara, Skytruck kembali mengudara menuju Batam dan Palembang untuk mengantar personel lainnya.

Namun, lewat pukul 10.00, mereka bertiga dibuat kaget karena pesawat tersebut hilang kontak dan jatuh di perairan Lingga, sisi selatan Provinsi Kepri. Keluarga panik
karena nama mereka masuk manifes bersama 13 penumpang lainnya.

“Setelah kita jelaskan kita sudah sampai di tempat tujuan, barulah kepanikan keluarga reda,” cerita Sanioko.

Tak hanya Sanioko, peristiwa Sabtu (3/12) kelabu itu benar-benar berbekas di benak Brigadir Endri. Ia pun mengaku kehilangan AKP Safran, satu dari belasan perwira yang ada di pesawat itu.

“Saya pernah tugas bersama Pak Safran, dia orangnya rajin beribadah. Di mana pun kalau sudah masuk waktu salat, dia langsung ke masjid untuk salat berjamaah.
Terkadang kita malu dia selalu mengajak dan menganjurkan kita sholat berjemaah,” kenang Endri.

Teman kerja Safran, AKP Agus Sumaryanto mengenal Safran sebagai sosok yang baik, disiplin, dan tegas. “Dia orangnya perhatian sama teman, saya harap ada kabar baik,” tutupnya, saat ditemui di kediaman AKP Safran di Perumahan Kelapa Dua Residence, Jalan Tugu Raya, Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok.

Safawi, ayahanda AKP Safran, tak kuasa menahan tangis ketika mengingat putra kesayangannya itu. “Sehari sebelum itu saya enggak bisa tidur,” ucapnya.

Sebulan lalu ialah saat terakhir dirinya berjumpa dengan Safran. Sebelum ditugaskan ke Palembang, Safran sempat mengajak keluarganya jalan-jalan ke
Malaysia.

“Keberangkatan Safran yang kemarin ke Palembang seperti pulang kampung. Pulang ke daerah asalnya,” ujar Safawi sambil berlinang air mata. (Rendy Ferdiansyah/
Kisar Rajagukguk/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya