Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
POLRESTA Denpasar berhasil menangkap para pelaku prostitusi daring yang beroperasi di Bali selama ini. Penangkapan para pelaku itu membuat Bali kembali menjadi sorotan negatif dari berbagai kalangan.
Seorang mucikari bernama Made Candra Wisada alias Pak Wi alias Pan Jalu, 46, dan dua pekerja seks komersial (PSK) diketahui berinsial YS, 30, asal Semarang dan RKS, 22, asal Bogor, diciduk petugas saat hendak melakukan transaksi prostitusi secara daring di Hotel Puri Samaritan, Renon, Denpasar, pada Kamis (1/12) lalu sekitar pukul 18.30 Wita.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan membenarkan bahwa timnya telah berhasil menangkap dua perempuan dan satu orang yang menjadi mucikari.
"Memang benar adanya. Kami kemarin mengamankan satu pria dan dua perempuan. Kami sudah cukup lama mengintai kasus prostitusi online ini. Mereka sudah lama beroperasi di Bali. Bahkan PSK-nya diambil dari Jawa," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (3/12).
Menurutnya, selain mengamankan ketiga pelaku petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti (BB) antara lain uang tunai Rp2.650.000, tiga bukti pembayaran hotel, 1 buah ponsel Samsung warna putih, 2 buah seprai, 4 buah kondom bekas, 3 kondom baru, dan 10 pelumas.
Menurutnya, ketiga orang pelaku prostitusi daring tersebut ditangkap saat sedang menunggu tamu. Sebelum ditangkap mereka sudah melakukan transaksi dengan para tamunya.
"Mucikari dan dua perempuan itu yang ditangkap tersebut telah menjalani bisnis prostitusi daring," ungkapnya.
Mucikari yang tinggal di Jalan Kenari, Renon, Denpasar ini diduga telah menjalankan bisnis haram itu sudah lama.
"Selama ini, mereka sudah lama menjalani bisnis tersebut. Mereka menjajakan diri lewat media sosial. Terlebih lagi perempuan-perempuan ini merupakan pekerja dari daerah lain," imbuhnya.
Tambahnya, para perempuan tersebut didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Tarif mereka cukup lumayan. Sebab tidak semua orang bisa mengakses. Hanya orang-orang tertentu saja," katanya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved