Rangka Baja Penyangga Pembangunan Pasar Jubleg Roboh Diterjang Angin

Benny Bastiandy
03/12/2016 20:46
Rangka Baja Penyangga Pembangunan Pasar Jubleg Roboh Diterjang Angin
(MI/Benny Bastiandy)

KONSTRUKSI rangka penyangga atap proyek pembangunan Pasar Jubleg di Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, roboh setelah diterjang angin kencang dan hujan deras, Jumat (2/12) petang.

Tidak ada korban jiwa pada insiden itu. Hanya saja kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta.

Berdasarkan informasi, sebelum insiden itu, kondisi cuaca di lokasi kejadian terbilang ekstrem. Hujan deras yang turun sejak pagi dibarengi angin kencang menuju siang.

Hujan yang tidak berhenti dari pagi membuat para pekerja memilih tidak melanjutkan pekerjaan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, mendadak datang angin kencang. Tanpa diduga, konstruksi rangka penyangga atap yang terbuat dari baja tiba-tiba roboh.

"Sempat terdengar suara seperti truk yang sedang mengerem. Saat itu angin memang sedang kencang. Setelah itu terdengar suara keras seperti dentuman," kata Samun, 26, warga di sekitar lokasi.

Ia kaget karena bersamaan robohnya rangka penyangga atap itu tanah yang dipijaknya bergetar. Ia menyakini getaran itu lantaran rangka yang terbuat dari baja itu bobotnya sangat berat.

"Saya baru tahu ternyata itu rangka penyangga atap pembangunan pasar yang jatuh," sebutnya.

Perwakilan pengembang Pasar Jubleg dari PT Abdi, Roni Takur, 49, mengaku baru tahu konstruksi rangka penyangga atap pembangunan pasar roboh dari mandor melalui telepon genggamnya. Ia bergegas ke lokasi karena khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan yang dialami anak buahnya.

"Alhamdulillah, tidak ada satupun pekerja yang menjadi korban. Sementara ini kita hentikan dulu pekerjaannya sambil menunggu penanganan lebih lanjut. Ini untuk menjaga keselamatan para pekerja juga," sebutnya.

Roni menaksir nilai kerugian akibat insiden itu sekitar Rp500 juta. Kerugian itu menjadi tanggungan pihak pengembang karena pekerjaan belum selesai dan belum ada serah-terima ke Pemkab Sukabumi.

"Pekerjaan juga pastinya bakal melar. Pekerjaan konstruksi rangka atap penyangga selesai dalam dua bulan. Dengan kejadian ini tentu pekerjaan jadi diperpanjang," tuturnya.

Aparat kepolisian yang mendapatkan informasi robohnya konstruksi rangka penyangga segera datang ke lokasi. Mereka mengumpulkan informasi dan data dari saksi.

"Penyebab sementara diduga karena angin kencang saat hujan deras. Tapi kami akan coba untuk melakukan pengecekan fisik dan kondisi material yang digunakan," tegas Kanit I Polres Sukabumi Kota Ipda Imam Reza

Pasar Jubleg merupakan satu di antara empat pasar tradisional yang direvitalisasi pemkab setempat tahun ini. Tiga pasar tradisional lainnya yakni Pasar Palabuhanratu, Pasar Cibadak, dan Pasar Parungkuda.

Pengerjaan pembangunan keempat pasar itu dengan pola build, operate and transfer (BOT). Biaya revitalisasi Pasar Jubleg yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare dengan jumlah pedagang sebanyak 1.885 orang itu itu mencapai Rp50 miliar.

"Semua biaya pembangunannya ditanggung pihak investor," kata Kepala Bidang Pasar Diskoperindag Kabupaten Sukabumi, Dani Tarsono.

Sedangkan biaya pembangunan Pasar Palabuhanratu yang berdiri di lahan seluas 3 hektare mencapai Rp101 miliar. Pasar Parungkuda di lahan 2 hektare biaya pembangunannya mencapai Rp90 miliar, dan Pasar Cibadak yang berdiri di lahan seluas 1,2 hektare membutuhkan biaya Rp54 miliar. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya